JAKARTA – Hari Toleransi menjadi momentum bagi Kemenag untuk kembali menyoroti pentingnya pengelolaan keberagaman Indonesia agar selaras dengan dinamika sosial masyarakat yang terus berkembang.
Mengusung tema penguatan kerukunan, kegiatan Harmony Fun Walk di Jakarta menjadi ruang publik yang memadukan unsur olahraga dan edukasi toleransi bagi berbagai kalangan.
Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin menegaskan bahwa keberagaman Indonesia menuntut strategi pengelolaan yang lebih inovatif, terukur, dan mampu menjawab tantangan pluralitas modern.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Kamaruddin Amin menilai Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan tingkat kemajemukan sosial paling tinggi di dunia membutuhkan pola pengelolaan keberagaman yang lebih sistematis dan terbarukan.
Pesan tersebut ia sampaikan saat mewakili Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam kegiatan Harmony Fun Walk yang digelar Ditjen Bimas Islam di Jakarta pada Minggu (16/11/25).
Ratusan peserta dari berbagai latar belakang turut berbaur dalam kegiatan ini sebagai wujud komitmen memperkuat harmoni di ruang publik.
Dalam sambutannya, Kamaruddin menekankan besarnya tantangan negara dengan tingkat pluralitas setinggi Indonesia, dan tetap mempertahankan kalimat kutipan, “Indonesia ini the most diverse country, negara yang sangat majemuk; karena itu, kita juga menjadi the most in need of diversity management; tidak ada negara lain yang memiliki kebutuhan sebesar kita dalam mengelola keragaman.”
Ia menambahkan bahwa keberagaman merupakan anugerah yang menuntut kapasitas kolektif untuk menjaga kohesi sosial serta menciptakan lingkungan yang saling menguatkan.
Kemenag pun terus mendorong pendekatan kreatif untuk memperkuat persatuan, salah satunya melalui olahraga yang disebutnya sebagai medium universal tanpa batas suku, agama, dan usia di masyarakat.
Menurutnya, fun walk menjadi pilihan tepat karena mampu memunculkan suasana gembira yang memberi dampak psikologis positif dan mudah diterima publik.
Ia juga menegaskan pentingnya menjaga kesehatan mental dan sosial dengan tetap mempertahankan kutipan pesan Prabowo Subianto bahwa “Orang bahagia itu menularkan kebahagiaan; kalau sedih, ya sedih sendiri di kamar; karena itu, kegiatan seperti ini menghadirkan energi positif dan suasana batin yang sehat.”
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kerukunan tidak hanya ditopang oleh regulasi, tetapi lahir dari interaksi sosial yang cair dan memanusiakan manusia.
Kamaruddin menilai olahraga, seni, serta budaya sebagai tiga medium efektif yang dapat membangun ruang perjumpaan lintas identitas.
Ia menjelaskan bahwa literasi keberagaman perlu ditumbuhkan secara berkelanjutan agar masyarakat semakin matang dalam menyikapi perbedaan.
Sebagai bagian dari langkah strategis, Kemenag akan memperkuat koordinasi dengan kementerian/lembaga, ormas keagamaan, institusi pendidikan, dan komunitas sosial untuk memastikan pengelolaan keberagaman menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Harmony Fun Walk, menurutnya, merupakan upaya menjaga ruang publik tetap inklusif sekaligus memperkuat solidaritas di tengah masyarakat.
Ia menegaskan melalui kutipan yang tetap dipertahankan bahwa “Kami ingin masyarakat melihat bahwa kerukunan itu bukan sekadar slogan, tetapi praktik nyata; hari ini kita berjalan bersama sebagai simbol bahwa Indonesia dapat terus rukun dan berbahagia.”
Kamaruddin mengakhiri sambutan dengan ajakan agar masyarakat menempatkan kebersamaan sebagai kekuatan bersama untuk menjaga masa depan Indonesia yang lebih harmonis dan maju.
Ia berharap langkah kecil dalam kegiatan ini dapat menjadi simbol perjalanan panjang bangsa dalam memperkuat harmoni nasional.***




