LONDON, UK – Inggris bersama 24 negara sekutunya, termasuk Australia, Kanada, Prancis, Jepang, dan Italia, mendesak Israel untuk segera menghentikan serangan militer di Jalur Gaza, Palestina. Pernyataan bersama ini menyoroti krisis kemanusiaan yang kian parah, dengan menyebut penderitaan warga Gaza telah “mencapai titik terendah”.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Senin (21/7/2025), koalisi negara-negara ini menyerukan gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan ribuan warga sipil.
“Kami mendesak para pihak dan komunitas internasional untuk bersatu dalam upaya bersama untuk mengakhiri konflik mengerikan ini, melalui gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen,” tegas pernyataan tersebut, seperti dikutip dari AFP.
Pernyataan ini juga menegaskan dukungan penuh terhadap upaya mediasi yang dilakukan Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir untuk mencapai kesepakatan damai.
“Pertumpahan darah lebih lanjut tidak ada gunanya. Kami menegaskan dukungan penuh kami terhadap upaya AS, Qatar, dan Mesir untuk mencapai hal ini,” lanjut pernyataan tersebut.
Krisis Kemanusiaan di Gaza Makin Mengkhawatirkan
Seruan ini muncul di tengah laporan tragis dari Gaza, di mana Badan Kemanusiaan PBB (OCHA) memperkirakan 50.000 hingga 80.000 warga sipil terjebak di Deir el-Balah akibat serangan besar-besaran Israel pada Senin (21/7/2025).
Perintah evakuasi yang dikeluarkan militer Israel memperparah situasi, memaksa warga mengungsi dari wilayah tengah Gaza.
PBB juga mencatat 875 warga Gaza tewas saat berusaha mengakses bantuan makanan melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang kini menggantikan peran badan-badan PBB sebagai distributor utama bantuan.
Koalisi 25 negara ini mendesak Israel untuk mencabut pembatasan aliran bantuan kemanusiaan agar PBB dan organisasi lainnya dapat menjalankan misi penyelamatan jiwa.
Tuntutan Pemenuhan Hukum Internasional
Selain menyerukan gencatan senjata, Inggris dan sekutunya menekan Israel untuk mematuhi hukum humaniter internasional. Mereka juga mengutuk penahanan sandera oleh Hamas di Gaza, menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat.
“Gencatan senjata yang dinegosiasikan menawarkan harapan terbaik untuk memulangkan mereka,” ungkap pernyataan tersebut, merujuk pada para sandera.
Negara-negara seperti Jepang, Swiss, Selandia Baru, dan beberapa anggota Uni Eropa menyatakan kesiapan mereka untuk mengambil langkah lebih lanjut guna mendukung gencatan senjata.
Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran global atas eskalasi kekerasan yang telah menewaskan hampir 60.000 warga Palestina sejak Oktober 2023, menurut data resmi.
Sentimen Global dan Langkah Diplomasi
Pernyataan keras ini mencerminkan perubahan sikap sejumlah sekutu tradisional Israel, kecuali Amerika Serikat, yang kini turut mengecam agresi militer di Gaza.
Seruan ini juga sejalan dengan desakan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), yang melaporkan lonjakan kelaparan akut dan krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Harga pangan di Gaza dilaporkan melonjak hingga 40 kali lipat akibat blokade yang terus berlangsung.