JAKARTA – Kementerian Pertahanan (Kemhan) berikan penjelasan pembelian 12 pesawat tempur Mirages 2000-5. Belasan jet tempur itu bekas angkatan udara Qatar.
“Pasca-penandatanganan pembelian Mirages 2000-5 bekas dari Qatar, agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi serta sebagai bentuk keterbukaan informasi publik maka disampaikan tanggapan terhadap pemberitaan tentang pengadaan pesawat Mirage 2000-5,” katan Karo Humas Setjen Kemhan Brigjen Edwin Adrian Sumantha melalui keterangan tertulis kepada Garuda TV, Kamis (15/6/2023).
Mantan Dandim 0501/JPBS menerangkan pengadaan MRCA/Mirage 2000-5 beserta dukungannya dilaksanakan sesuai dengan surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional tentang perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024.
Edwin menambahkan untuk Kementerian Pertahanan dan Surat Menteri Keuangan Nomor: S.786/MK.08/2022 tanggal 20 September 2022 tentang PSP Tahun 2022 untuk (A) MRCA / Mirage 2000-5 (Beserta Dukungannya) sebesar USD734.535.100.
Adapun pengadaan tersebut dituangkan dalam Kontrak Jual Beli Nomor:TRAK/181/PLN/I/2023/AU, tanggal 31 Januari 2023 dengan nilai kontrak sebesar EUR733,000,000.00 dengan penyedia Excalibur International a.s., Czech Republic. “Direncanakan pesawat akan dikirimkan 24 bulan setelah kontrak efektif dan akan
ditempatkan di Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat,”terangnya.
Edwin melanjutkan adapun materiil kontrak tersebut meliputi 12 MIRAGE 2000-5 Ex Qatar Air Force. “MIRAGE 2000-5 Ex Qatar Air Force tediri 9 Single Seat And 3 Double Seat, 14 Engine and T-cell, Technical Publications, GSE, Spare, Test Benches, A/C Delivery, FF & Insurance, Support Service selama 3 tahun,” ucapnya.
Ditambahkan Edwin adapun Training Pilot And Technician, Infrastructure, dan Weaponary. Saat ini status kontrak dalam proses efektif kontrak. Disamping itu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memiliki perhatian yang tinggi atas kesiapan tempur TNI AU. “Pesawat tempur milik TNI AU sudah masuk dalam fase habis masa pakainya seperti pesawat F-5 Tiger. Dimana sampai dengan saat ini rencana penggantian pesawat F-5 Tiger berupa pesawat SU-35 Sukhoi terkendala dengan ancaman sanksi CATSA dan OPAC List dari pihak Amerika
Serikat,” jelasnya.
Sementara untuk pesawat Hawk 100/200, Edwin melanjutkan pesawat tersebut akan masuk pada fase habis masa pakai. Oleh karena itu dibutuhkan penambahan Alutsista berupa pesawat tempur sebagai pengganti pesawat-pesawat yang sudah habis masa pakainya untuk meningkatkan kemampuan tempur TNI AU.
“Kemhan RI memiliki rencana upgrade dan Overhaul/repair pada pesawat SU-27/30, Hawk 100/200 dan F-16 dimana hal ini sesuai dengan surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka
Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan,” bebernya.
Sayangnya pelaksanaan upgrade dan overhaul/repair pesawat tersebut di atas akan menyebabkan penurunan kesiapan pesawat tempur TNI AU.
Sesuai dengan surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: R.387/D.8/PD.01.01 /05/2023 tanggal 17
Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka
Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024.
Kementerian Pertahanan, selain pelaksanaan upgrade dan Overhaul/repair pada pesawat SU-27/30, Hawk 100/200 dan F-16 juga terdapat pembelian Alutsista berupa Pesawat baru seperti pesawat Dassault Rafale dan F-15 Super Eagle. Namun berdasarkan kontrak, dinyatakan bahwa kedatangan 3 pesawat Rafale pertama baru akan terlaksana pada bulan Januari 2026 sementara itu kontrak pesawat F-15 masih dalam tahap pembahasan Letter of Offer and Acceptance oleh Pemerintah Amerikas Serikat (pembelian pesawat F-15 dengan skema
FMS (Foreign Military Sales).
Alasan Kemhan RI Beli pesawat Mirage 2000-5 Exs Qatari
Air Force.
Edwin menjelaskan Indonesia membutuhkan Alutsista pesawat tempur yang bisa melaksanakan delivery secara cepat untuk menutupi penurunan kesiapan tempur TNI AU yang disebabkan oleh banyaknya pesawat tempur TNI AU yang habis masa pakainya, banyaknya pesawat yang akan melaksanakan upgrade, overhaul/repair dan masih
lamanya delivery pesawat pesanan pengadaan baru.
Dengan kondisi keadaan di atas dinilai pembelian pesawat Mirage 2000-5 Exs Qatari Air Force merupakan langkah yang tepat guna memenuhi kesiapan pesawat tempur TNI AU.