JAKARTA – Istri pemain Arsenal, Kai Havertz, Sophia, menjadi target kemarahan penggemar setelah timnya terdepak pada putaran ketiga Piala FA 2024/2025 usai kalah dalam adu penalti melawan Manchester United (MU) pada Senin (13/1) dini WIB.
Sophia mengungkapkan bahwa dia menerima banyak pesan kasar melalui Instagram pribadinya setelah pertandingan tersebut.
Pada laga yang berlangsung, MU unggul lebih dahulu lewat gol Bruno Fernandes di babak kedua, namun Gabriel berhasil menyamakan kedudukan untuk Arsenal dua menit setelah Diogo Dalot diusir dari lapangan. Martin Odegaard gagal mengeksekusi penalti, sementara Havertz dan Declan Rice gagal memanfaatkan peluang emas dari jarak dekat. Pertandingan berlanjut ke adu penalti setelah skor 1-1 bertahan hingga perpanjangan waktu 30 menit.
Pada babak penalti, tendangan Kai Havertz berhasil digagalkan oleh kiper MU, Altay Bayindir, yang membuat tim tuan rumah menang 5-3 dan melaju ke babak ke empat Piala FA.
Tak lama setelah kekalahan itu, Sophia membagikan pesan-pesan kasar yang diterimanya melalui Instagram, termasuk ancaman pembunuhan. Ia kemudian merespons dengan menulis, “Bagi siapa pun yang berpikir tidak apa-apa menulis sesuatu seperti ini, sangat mengejutkan saya. Saya harap Anda malu pada diri sendiri.”
Dia menambahkan, “Saya tidak yakin harus berkata apa, tapi tolong teman-teman agar lebih hormat. Kami lebih baik dari ini.”
Menyikapi kegagalan penalti Havertz dan tersingkirnya Arsenal dari Piala FA, pelatih Mikel Arteta memberikan dukungan penuh kepada timnya. “Apa yang dihasilkan tim ini setiap tiga hari sungguh luar biasa, apa pun yang terjadi. Saya tidak akan melupakan hal itu karena hasil kami atau karena kami tidak pantas mendapatkan hasil tersebut,” ujar Arteta, dikutip dari Metro.co.uk.
“Untuk apa yang bisa kita lakukan dengan lebih baik, mari kita coba melakukannya. Ini sangat sulit dicapai,” tambahnya, seperti dilansir dari bola.com.
Arteta juga mengakui tekanan emosional yang ada, sambil menegaskan pentingnya menjaga kepercayaan diri. “Itu adalah bagian yang emosional. Itu juga berhubungan dengan kepercayaan diri. Tapi sangat sulit untuk meminta hal lain dari para pemain kami,” pungkasnya.




