JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polkam) menggelar rapat koordinasi strategis bertajuk Optimalisasi Industri Pertahanan untuk Kemandirian Pemenuhan Alpalhankam di Jakarta, Kamis 20 November 2025. Pertemuan lintas kementerian dan lembaga ini menegaskan komitmen pemerintah memperkuat industri pertahanan dalam negeri agar mampu memenuhi kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) secara mandiri.
Rapat yang dipimpin langsung Brigjen TNI (Mar) Kresno Pratowo, Asdep Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerja Sama Pertahanan, menyoroti urgensi membangun industri pertahanan yang sehat dan berdaya saing tinggi.
“Terciptanya industri pertahanan yang sehat, maju, mandiri, dan berdaya saing merupakan sasaran strategis dalam Program Prioritas Pembangunan dan Pengembangan Industri Pertahanan. Hal ini telah diamanatkan dalam RPJMN 2025–2029,” tegas Brigjen Kresno di hadapan puluhan perwakilan kementerian, TNI, Polri, serta pelaku industri pertahanan.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut kunjungan lapangan tim Kemenko Polhukam ke sejumlah perusahaan industri pertahanan strategis. Hasil identifikasi menunjukkan masih adanya tantangan internal berupa manajemen yang belum optimal serta hambatan dalam kegiatan penelitian, pengembangan, dan rekayasa (litbangyasa) yang berpengaruh pada daya saing produk dalam negeri.
Butuh Roadmap Riset Jangka Panjang dan Dukungan Permodalan Konsisten
Dalam diskusi, para peserta sepakat bahwa penguasaan teknologi pertahanan bersifat jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan roadmap riset pertahanan nasional yang terarah serta dukungan permodalan berkelanjutan baik dari pemerintah maupun swasta.
Perwakilan industri seperti PT Pindad, PT LEN Industri, PT Dahana, dan PT Pal Indonesia memaparkan kendala produksi sekaligus program prioritas yang sedang dan akan dijalankan. Di sisi lain, pengguna akhir dari TNI dan Polri memberikan masukan langsung terkait performa produk dalam negeri, sekaligus harapan akan peningkatan kualitas dan ketepatan waktu pengiriman.
“Kolaborasi antara pengguna dan produsen menjadi kunci utama. Dengan masukan ini, kami berharap produk alpalhankam dalam negeri semakin andal dan kompetitif,” ungkap salah satu perwira tinggi TNI yang hadir.
Sinergi Total untuk Industri Pertahanan Kelas Dunia
“Dengan komitmen seluruh pihak, kami optimis industri pertahanan akan mampu mendukung pemenuhan alpalhankam secara mandiri dalam rangka mewujudkan Postur Pertahanan Negara yang optimal,” tutupnya.
Lebih lanjut, optimalisasi industri pertahanan nasional tidak hanya bergantung pada anggaran litbangyasa, tetapi juga pada ketersediaan bahan baku, peningkatan kompetensi SDM, mutu produk, ekspansi pasar, tata kelola perusahaan yang baik, keterlibatan sektor swasta, serta kebijakan strategis seperti penyusunan Rencana Kebutuhan Pertahanan (Renbut) dan Rencana Induk Industri Pertahanan.
Melalui sinergi lintas sektor ini, Kemenko Polhukam menargetkan industri pertahanan Indonesia tidak hanya mandiri, tetapi juga mampu bersaing di pasar global dalam waktu dekat.