MADIUN – Dinas Penerangan TNI AU ajak puluhan awak media untuk menyaksikan langsung secara langsung kekuatan para penjaga angkasa Nusantara. Instalasi militer di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur.
Para awak media diberi kebebasan untuk mencari data dan menjajal alutsista canggih yang dimiliki Matra Udara. Salah satunya para wartawan diberikan kesempatan bagaimana rasanya duduk didalam kokpit jet tempur tempur taktis.
Kadispen TNI AU, Marsma TNI Agung Sasongkojati mengatakan agenda tersebut merupakan bagian dari kegiatan Preestour yang digelar TNI AU. Presstour ini bertujuan keterbukaan informasi dan pertanggung jawaban TNI AU kepada masyarakat.
“Ini sebagai bentuk keterbukaan TNI AU, sekaligus pertanggung jawaban kita kepada masyarakat. Bahwa alutsista yang dibeli dengan uang rakyat, kita pakai dan rawat dengan baik,” katanya kepada wartawan di Lanud Iswahjudi, Rabu (23/8/2023).
Di kawasan Lapangan Udara (Lanud) Iswahjudi seakan tidak berhenti suara jet tempur yang merobek dan membahana di langit Madiun.
Menurut Komandan Wing (Dan Wing) Udara 3 Lanud Iswahjudi, Kolonel (Pnb) Gusti Made Yoga Ambara menuturkan Lanud Iswahjudi menjadi istimewa pasalnya bandara yang awal bernama Pangkalan Udara Maospati ata Militaire Luchvaart memiliki tiga Skadron Udara tempur.
“Karena sejak dulu sampai saat ini, ada tiga Skadron Udara pesawat tempur TNI AU, dengan spesifikasi tugas masing-masing,” ucapnya.
Gusti membeberkan di Skadron Udara 3 dan 14 yang masing-masing memiliki 10 dan 11 pesawat F-16. “Ini Pesawat tempur strategis untuk melakukan operasi pertahanan udara aktif, serangan udara straregis dan sebagainya,”jelasnya.
Sementara di Skadron Udara 15 dengan kekuatan 13 pesawat tempur T-50i, merupakan pesawat latih tempur. Skadron ini memang dibentuk untuk menyiapkan pilot-pilot pesawat tempur.
“Tapi pesawat ini juga mampu untuk melakukan berbagai operasi pertempuran udara. Seperti operasi udara lawan udara ofensif dan sebagainya,”terang Gusti.
Di Lanud Iswahjudi juga ada Skadron Teknik (Skatek) 042. Skadron merupaka bengkel perawatan dan pemeliharaan semua pesawat yang ada di Lanud Iswahjudi.
Di Skatek terbilang sangat istimewa, bagaimana tidak kemampuan personilnya lebih dari sekedar “montir” pesawat. Para teknisi memiliki kemampuan mengupgrade “elang-elang tempur”
“Tidak hanya mampu merawat dan memperbaiki kerusakan pesawat, tapi juga mengupgradenya,” ujar Komandan Skatek 042, Letkol Andi Sukmawan.
“Kita juga bisa melakukan EMLU atau Enhanced Mid Life Upgrade. Sehingga kita bisa meningkatkan sistem Avionik dan persenjataannya, setara F-16 Block 52,” katanya
Skatek 042 hanya menangani perawatan dan pemeliharaan pesawat, agar selalu siap terbang dan bertempur. “Tapi jika kerusakannya berat, penanganannya dilakukan di tiga Depo Pemeliharaan (Depo Har) yang ada di sini,” ujarnya.
Singkatnya, Lanud Iswahjudi bak supermarket dengan layanan One Stop Service. Mulai dari pesawat tempur, bengkel pemeliharaan, pasukan pertahanan pangkalan (Kopasgat), sampai Rumah Sakit pun ada.
Dan itu menjadikan Lanud ini sebagai salah satu benteng pertahanan udara Indonesia. Sejarah juga mencatat sejumlah kisah heroik dan fenomenal yang dilakukan para “penjaga langit” nusantara ini.
Salah satunya adalah peristiwa yang dikenal dengan sebutan “Insiden Bawean” pada Juli 2003 silam. Saat itu nyaris terjadi “dogfight” antara pesawat F-16 dari Lanud Iswahjudi dengan pesawat tempur F/A – 18 Hornet AU Amerika Serikat.