JAKARTA – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johanis Tanak, menyambut positif ide Presiden RI, Prabowo Subianto, terkait pembangunan penjara khusus bagi para koruptor di pulau terpencil dan terluar. Tanak menilai langkah tersebut akan memberi efek jera yang kuat terhadap pelaku tindak pidana korupsi.
“Saya sependapat jika Presiden memilih pulau terpencil untuk penjara khusus bagi koruptor. Ini akan lebih efektif dan memberikan dampak psikologis yang dalam,” ujar Tanak saat dihubungi wartawan pada Selasa, 18 Februari 2025.
Tanak melanjutkan, konsep tersebut juga dapat mengurangi beban negara dalam menyediakan fasilitas makanan bagi para tahanan. Alih-alih memberi mereka makanan, cukup menyediakan alat pertanian agar mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri melalui hasil pertanian yang mereka kelola.
“Pemerintah tidak perlu menyediakan makanan untuk mereka. Yang diperlukan hanya alat pertanian agar mereka bisa berkebun atau bercocok tanam untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka, dengan hasil jerih payah mereka sendiri,” jelasnya.
Tak hanya itu, Tanak juga menyarankan agar hukuman untuk koruptor diperberat. Ia mengusulkan agar setiap pelaku korupsi dijatuhi hukuman penjara minimal 10 tahun, bahkan bisa mencapai hukuman seumur hidup.
“Harapan saya, dengan hukuman yang lebih berat ini, pelaku korupsi akan berpikir dua kali sebelum melakukan tindak pidana tersebut,” tegas Tanak.
Sebelumnya, dalam sebuah acara pada 13 Maret 2025, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan rencananya untuk membangun penjara di tempat terpencil, mirip dengan penjara Alcatraz di Amerika Serikat, yang khusus menampung para koruptor. Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa korupsi dapat menghancurkan negara, dan ia bertekad untuk tidak mundur dalam memberantasnya.
“Saya akan alokasikan dana untuk membangun penjara di lokasi yang sangat terpencil. Mereka tidak akan bisa keluar, bahkan kalau mereka mencoba, mereka akan bertemu dengan hiu,” ungkap Prabowo dengan tegas.
Prabowo juga menambahkan bahwa komitmennya dalam melawan korupsi tidak akan surut. “Tidak ada negara yang bisa bertahan dengan korupsi. Negara yang korup akan hancur, dan saya tidak akan mundur dalam menghadapi para koruptor,” lanjutnya.
Tak hanya itu, Prabowo menyatakan kesiapannya untuk mempertaruhkan segalanya demi bangsa dan negara, termasuk nyawanya. “Saya siap mati untuk bangsa ini. Mafia manapun tidak akan membuat saya takut, apalagi dengan dukungan dari Kapolri, TNI, dan juga para guru yang selalu mendukung saya,” tegas Prabowo dengan penuh keyakinan.
Dengan langkah-langkah tegas ini, baik Tanak maupun Prabowo berharap dapat menciptakan efek jera yang lebih kuat bagi para pelaku korupsi, demi masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.