SUMUT – KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 dikerahkan ke Sibolga, Sumatera Utara, untuk menangani lonjakan korban bencana. Pada Sabtu (6/12/2025), kapal rumah sakit tersebut langsung melakukan operasi darurat dan pelayanan medis intensif bagi warga yang membutuhkan penanganan segera.
Salah satu pasien kritis, Roy Alfi Wahyudi Nasution (23), berhasil menjalani operasi darurat patah tulang paha kanan dengan metode ORIF (Open Reduction Internal Fixation) dan pemasangan plat di ruang operasi KRI RJW-992.
Selain menangani pasien kritis, tim medis KRI RJW-992 juga memberikan pelayanan rawat jalan kepada tiga warga. Ruth Ginting (69) yang mengalami Otitis Media Supuratif Kronik mendapat terapi tetes telinga. Homanidah (22) ditangani untuk infeksi saluran kemih disertai rasa nyeri dan langsung diberikan obat oral serta injeksi.
Sementara itu, Devia Putri Simangunsong (14) yang tengah menjalani pemulihan pasca-operasi ORIF pada lengan kirinya memperoleh penggantian perban dan perawatan luka oleh tenaga medis kapal.
Tak hanya melayani pasien, KRI RJW-992 juga membantu mengisi ulang 10 tabung oksigen ukuran besar untuk RS Metta Medika Sibolga yang kehabisan stok akibat lonjakan pasien pascabencana.
Kapal rumah sakit ini dilengkapi fasilitas medis lengkap, antara lain 40 set velbed biru, berbagai jenis tandu (scoop stretcher, lipat, LSB, NR, dan standar), puluhan tabung oksigen berbagai ukuran, serta 12 unit brankar medis.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut, Laksamana Pertama TNI Tunggul, menegaskan kesiapsiagaan dua kapal rumah sakit TNI AL dalam menghadapi situasi darurat nasional.
“Saat ini ada dua jenis KRI Bantuan Rumah Sakit yaitu KRI dr. Soeharso-990 yang diposisikan di Pantai Timur Sumatra dan KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 yang diposisikan di Pantai Barat,” ujarnya.
“Atas perintah Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, keduanya yang memiliki fasilitas rumah sakit memadai akan disiagakan untuk merawat pasien-pasien kritis yang memerlukan penanganan medis,” tambahnya.
Kehadiran KRI RJW-992 di perairan barat Sumatra menjadi bukti komitmen TNI AL dalam misi kemanusiaan, terutama ketika bencana alam melumpuhkan fasilitas kesehatan darat.