JAKARTA – Ikon pop dunia, Madonna, secara terbuka mendesak Paus Leo XIV untuk melakukan kunjungan ke Jalur Gaza di tengah terus berlangsungnya serangan militer Israel yang mematikan. Melalui unggahan emosional di platform X pada Senin (11/8/2025), Madonna meminta Paus membawa pesan kasih sayang kepada anak-anak Palestina yang menjadi korban konflik.
“Bapa Suci, pergilah ke Gaza dan bawalah kasih sayangmu kepada anak-anak sebelum terlambat. Sebagai seorang ibu, saya tidak tega melihat penderitaan mereka. Anak-anak di dunia adalah milik semua orang,” tulis Madonna.
Ia menegaskan bahwa hanya pemimpin Gereja Katolik itu yang memiliki akses dan pengaruh untuk masuk ke wilayah konflik.
“Anda satu-satunya di antara kami yang bisa masuk ke sana. Kami berharap pintu-pintu kemanusiaan dibuka sepenuhnya untuk menyelamatkan anak-anak tak berdosa ini. Tidak ada lagi waktu. Tolong katakan kamu akan pergi. Dengan cinta, Madonna,” lanjutnya.
Menurut Madonna, perubahan nyata tidak akan lahir dari politik, melainkan dari kewarasan dan empati kemanusiaan. “Oleh karena itu, saya memohon kepadamu wahai hamba Tuhan,” imbuhnya.
Dalam momen ulang tahun putranya, Rocco, Madonna menyampaikan bahwa permohonan ini merupakan bentuk hadiah terbaik yang bisa ia berikan sebagai seorang ibu.
“Saya merasa hadiah terbaik yang bisa saya berikan kepadanya sebagai seorang ibu adalah meminta semua orang untuk melakukan apa pun yang mereka bisa demi menyelamatkan anak-anak tak berdosa yang terjebak dalam baku tembak di Gaza. Saya tidak sedang menunjuk jari, menyalahkan, atau memihak. Semua orang sedang menderita,” tulisnya.
“Saya hanya berusaha melakukan apa pun yang saya bisa untuk mencegah anak-anak ini mati kelaparan,” ujarnya sambil mengajak para pengikutnya untuk menyalurkan bantuan ke lembaga-lembaga kemanusiaan, seperti World Central Kitchen.
Sejak dimulainya agresi militer Israel pada Oktober 2023, hampir 61.500 warga Gaza dilaporkan tewas. Serangan bertubi-tubi telah menghancurkan infrastruktur wilayah tersebut dan memperparah krisis kelaparan yang melanda lebih dari dua juta penduduk sipil.




