JATENG – Tiga remaja asal Demak, Jawa Tengah, dilaporkan hilang dan ditemukan dalam kondisi linglung di Hutan Somosari, Kabupaten Jepara, setelah diduga mengonsumsi buah kecubung, tanaman beracun yang sering disalahgunakan. Peristiwa ini menjadi sorotan publik setelah video pencarian mereka beredar di media sosial pada Kamis malam (12/12).
Dalam video tersebut, warga setempat bersama tim relawan tampak mencari jejak ketiga siswa yang hilang di area pegunungan Muria. Mereka sebelumnya diketahui meninggalkan sepeda motor dan barang-barang pribadi, termasuk tas sekolah dan seragam, di sekitar sebuah warung di tepi hutan. Temuan barang-barang tersebut yang tersebar di beberapa titik mencurigakan warga, yang kemudian melaporkan kejadian ini ke pihak berwenang.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Jepara, Arwin Noor Isdiyanto, mengonfirmasi bahwa pihaknya menerima laporan terkait hilangnya tiga siswa tersebut. “Barang-barang mereka ditemukan berserakan, dan kami menduga mereka tersesat di hutan. Kami segera melakukan pencarian,” kata Arwin.
Setelah beberapa jam melakukan penyisiran, salah satu siswa, yang bernama Satria, ditemukan sekitar pukul 21.00 WIB dalam keadaan hanya mengenakan celana dalam, berada di jalan setapak yang cukup jauh dari titik parkir kendaraan. “Satria ditemukan dalam kondisi bingung dan kemudian dibawa ke puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut,” jelas Arwin.
Kedua remaja lainnya ditemukan keesokan harinya dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Ketiganya, yang berinisial SA (15), Z (15), dan I (15), mengakui bahwa mereka sempat mengonsumsi buah kecubung, yang dipercaya menyebabkan mereka merasa linglung dan hilang arah.
Insiden ini memicu keprihatinan akan penyalahgunaan tanaman beracun, yang sering kali disalahgunakan oleh kalangan remaja untuk tujuan yang tidak jelas. Polisi dan pihak berwenang kini tengah menyelidiki lebih lanjut peristiwa ini, serta mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati terkait potensi bahaya dari tanaman liar tersebut.
Kondisi ketiga remaja tersebut saat ini dilaporkan stabil, namun kasus ini menjadi peringatan keras akan bahaya yang bisa timbul dari penggunaan bahan-bahan alami yang berisiko.