Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melontarkan kritik keras kepada industri media yang dinilai kurang vokal dalam mengawasi pemerintah, menyebutnya sebagai salah satu faktor perlambatan ekonomi. Pernyataan ini disampaikan usai mengikuti acara Run For Good Journalism 2025 yang diselenggarakan Forum Pemimpin Redaksi (Forum Pemred) di Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, Minggu (16/11/2025).
“Saya lihat beberapa tahun ini jurnalisnya mingkem semuanya, kurang galak, enggak pernah kasih kritik. Akibatnya, ekonomi kita susah,” ujar Purbaya di hadapan sekitar 350 peserta yang terdiri dari pemimpin redaksi dan jurnalis dari berbagai media nasional.
Pernyataan kontroversial ini muncul setelah Purbaya mendengar keluhan sejumlah pemimpin redaksi mengenai lesunya bisnis media massa. Menanggapi keluhan tersebut, bendahara negara ini justru membalikkan tanggung jawab kepada media. “Ya itu karena anda kemarin-kemarin nggak protes cukup banyak, sehingga ekonomi jatuh, anda diam aja,” tegasnya.
Industri Media Tertekan
Kritik Purbaya datang di tengah krisis yang melanda industri media Indonesia. Data Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mencatat lebih dari 1.200 pekerja media terkena pemutusan hubungan kerja sepanjang 2023 hingga awal 2025. Penurunan tajam ini dipicu oleh anjloknya pendapatan iklan media tradisional yang diperkirakan turun 25-30 persen pada 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.
Ketua Umum AJI Indonesia Nany Afrida menyebut kondisi pekerja media saat ini memprihatinkan, dengan masalah klasik berupa upah rendah dan status pekerjaan tidak jelas masih mendominasi. Survei AJI Jakarta menunjukkan upah layak jurnalis di Jabodetabek mencapai Rp 9,1 juta per bulan, namun 93,2 persen jurnalis masih menerima upah di bawah standar tersebut.




