Menko Pangan Zulkifli Hasan Pastikan Distribusi Pupuk Subsidi Aman Hingga ke Petani
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan kelancaran distribusi pupuk subsidi hingga ke kios dan petani saat kunjungan dan diskusi di Lampung Selatan, Minggu (10/11/2024). Zulhas, sapaan akrabnya, menekankan pentingnya memeriksa langsung kondisi di lapangan untuk memastikan ketersediaan pupuk.
“Saya sengaja turun ke lapangan dan akan langsung ke sawah-sawah petani untuk memastikan distribusi pupuk berjalan lancar,” ujar Zulhas.
Dalam diskusi tersebut, Zulhas menanyakan ketersediaan pupuk subsidi di kios resmi, terutama menjelang musim tanam. Agus Triyono, Ketua Kelompok Tani (Poktan) dari Desa Muara Putih, menyampaikan rasa syukurnya atas peningkatan distribusi pupuk tahun ini. “Terima kasih, Alhamdulillah, kuota pupuk tahun ini jauh lebih baik dibandingkan 2023, sehingga kami tidak kekurangan pupuk,” ujarnya.
Mariyanto, perwakilan dari Kios Makmur di Desa Kalisari, Kecamatan Natar, menambahkan bahwa distribusi pupuk ke petani sangat memuaskan pada 2024. “Kami merasa aman dan tidak ada tekanan. Petani merasa heran karena pupuk sangat melimpah. Saat ini, distribusi pupuk ke petani terjamin,” katanya.
Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia, Gusrizal, mengungkapkan bahwa stok pupuk subsidi saat ini mencapai 1,2 juta ton, sekitar 175% dari batas minimum yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Perdagangan. “Kami memiliki gudang di setiap kabupaten, mulai dari lini 2 hingga lini 3,” jelasnya.
Zulhas juga menyoroti peran penting pupuk subsidi dalam menjaga produktivitas pertanian di tengah tantangan iklim seperti kemarau panjang dan fenomena El Nino. “Dengan tambahan pupuk, produksi pertanian bisa tetap bertahan meski ada kemarau panjang atau El Nino,” tambahnya.
Pemerintah pada 2024 telah meningkatkan alokasi pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton. Proses penebusan pun dipermudah, cukup dengan membawa KTP bagi petani yang terdaftar di e-RDKK Kementerian Pertanian. Pendaftaran penerima pupuk subsidi untuk 2025 masih dibuka hingga 15 November 2024, memberikan peluang bagi petani untuk mengajukan diri sebagai penerima.