BEIJING, CHINA – Presiden China Xi Jinping mengumumkan komitmen bantuan kemanusiaan senilai US$100 juta atau setara Rp1,6 triliun kepada Palestina. Dana tersebut akan dialokasikan untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Jalur Gaza serta mendukung rekonstruksi wilayah yang porak-poranda akibat konflik berkepanjangan.
Pengumuman ini disampaikan Xi saat konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron usai pertemuan bilateral di Istana Rakyat, Beijing, Kamis (4/12/2025).
Dalam kesempatan itu, Xi menekankan pentingnya hubungan strategis China–Prancis yang independen dan saling mendukung di tengah gejolak geopolitik global.
“Apa pun perubahan lingkungan eksternal, kedua belah pihak sebagai kekuatan besar harus selalu menunjukkan kemandirian dan visi strategis, serta saling pengertian dan saling mendukung dalam hal-hal inti dan isu-isu penting yang krusial,” tegas Xi.
Ia juga mengajak Prancis untuk bersama-sama mengangkat bendera multilateralisme. “China dan Prancis harus menunjukkan rasa tanggung jawab, mengibarkan panji multilateralisme, dan berdiri teguh di sisi sejarah yang benar,” ujarnya.
Sementara itu, Emmanuel Macron yang sedang melakukan kunjungan kenegaraan tiga hari ke China memanfaatkan pertemuan ini untuk mendorong Beijing berperan aktif menekan Rusia agar menghentikan serangan di Ukraina.
“Kita menghadapi risiko disintegrasi tatanan internasional yang telah membawa perdamaian bagi dunia selama beberapa dekade. Dalam konteks ini, dialog antara China dan Prancis menjadi lebih penting dari sebelumnya,” ungkap Macron.
Presiden Prancis itu juga secara khusus meminta China mendukung upaya gencatan senjata di Ukraina. “Saya berharap China akan bergabung dalam seruan kami, upaya kami untuk mencapai sesegera mungkin setidaknya gencatan senjata dalam bentuk moratorium serangan yang menargetkan infrastruktur penting,” katanya.
Pertemuan Xi Macron ini menjadi sorotan karena berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan global, mulai dari perang di Gaza, konflik Rusia–Ukraina, hingga persaingan perdagangan antara Barat dan China.