JAKARTA — Ekonomi Indonesia mencatat pencapaian historis dalam satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Berdasarkan laporan riset terbaru dari NEXT Indonesia Center, Indonesia kini menempati posisi teratas di Asia Tenggara dalam hal kapitalisasi pasar modal dan mencatatkan surplus perdagangan tertinggi sejak 2022.
Nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menunjukkan tren positif dan mencapai tonggak baru sebesar Rp15.000 triliun pada Maret 2025. Capaian tersebut menjadikan BEI sebagai pasar modal terbesar di ASEAN, melampaui Singapore Exchange (SGX) yang sebelumnya memimpin hingga awal 2023.
“Lonjakan kapitalisasi pasar menjadi penanda kuatnya kepercayaan pasar terhadap fondasi ekonomi Indonesia dalam satu tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo. Dengan capaian ini, Indonesia resmi menjadi pasar modal terbesar di Asia Tenggara,” tulis NEXT dalam laporannya, dikutip Sabtu (18/10/2025).
Tidak hanya dari sisi kapitalisasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mencatatkan rekor baru. Pada 16 Oktober 2025, IHSG ditutup pada level 8.124, tertinggi sepanjang sejarah. Kenaikan ini dinilai sebagai cerminan kepercayaan investor terhadap stabilitas politik dan arah kebijakan ekonomi nasional.
“Pertumbuhan IHSG menunjukkan kepercayaan investor bahwa perekonomian Indonesia bergerak di jalur yang stabil,” lanjut laporan tersebut.
Di sektor perdagangan, kinerja ekspor-impor nasional juga menunjukkan momentum positif. Pada Agustus 2025, Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan sebesar US$5,49 miliar, tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Nilai ekspor mencapai US$25 miliar, sedangkan impor berada di kisaran US$19,5 miliar.
Menurut analisis NEXT, membesarnya surplus perdagangan ini menunjukkan daya saing industri nasional yang kian kuat di pasar global. Kinerja ekspor yang tetap tinggi juga memperkuat penerimaan devisa negara di tengah tantangan ekonomi global.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa kombinasi antara pasar modal yang menguat dan neraca perdagangan yang surplus memberikan sinyal kuat atas kokohnya fondasi ekonomi Indonesia di awal masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.




