Pakistan – Pemerintah Pakistan telah menghentikan layanan panggilan telepon seluler dan data saat jutaan warga menuju tempat pemungutan suara untuk memilih pemerintahan baru. Langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan setelah serangkaian kejadian teror baru-baru ini di negara itu.
Pemilihan ini sangat dinanti, terutama karena hampir dua tahun telah berlalu sejak perdana menteri sebelumnya, Imran Khan, digulingkan melalui pemungutan suara tidak percaya.
Dalam pemilu kali ini, mantan perdana menteri tiga kali Nawaz Sharif turut mencalonkan diri, meskipun banyak analis mempertanyakan kredibilitas pemilihan kali ini di Pakistan. Tidak hanya itu, panggilan telepon dan layanan data juga dihentikan, sementara jaringan Wifi masih beroperasi.
Keputusan ini disambut dengan kejutan dan kekecewaan oleh sebagian besar pemilih, yang merasa bahwa mereka seharusnya difasilitasi untuk memilih tanpa ada hambatan. Banyak pemilih di Lahore merasa kesulitan karena tidak dapat memesan taksi untuk pergi ke tempat pemungutan suara dan juga tidak bisa berkomunikasi dengan anggota keluarga mereka untuk berkoordinasi.
Mereka berharap pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan ini untuk memberikan akses yang lebih mudah kepada warga dalam menggunakan hak suara mereka.
Langkah tersebut dipertahankan oleh juru bicara Kementerian Dalam Negeri, yang menyatakan bahwa keamanan merupakan prioritas utama mengingat serangkaian serangan teror baru-baru ini. Dua ledakan bom di provinsi Balochistan pada hari Rabu sebelumnya menewaskan 28 orang.
Meskipun demikian, langkah ini mendapat kecaman dari beberapa pihak, termasuk Bilawal Bhutto Zadari, putra dari mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto yang terbunuh, yang menyerukan agar layanan tersebut segera dipulihkan. Dia menegaskan bahwa PPP (Partai Rakyat Pakistan), partai yang dia pimpin, telah mengajukan permohonan kepada komisi pemilihan dan pengadilan untuk memulihkan layanan tersebut.
Situasi ini menunjukkan bahwa Pakistan dalam keadaan siaga tinggi, dengan kehadiran keamanan yang kuat di tempat-tempat pemungutan suara di seluruh negeri. Namun, ada juga laporan tentang insiden di mana agen pemungutan suara perempuan tidak diizinkan memasuki bilik pemungutan suara di beberapa tempat.
Walaupun demikian, pemilih tetap bersemangat untuk menggunakan hak suara mereka, meskipun harus menghadapi beberapa kendala. Kita tunggu saja bagaimana hasil pemilihan ini akan berlangsung dan bagaimana dampaknya terhadap masa depan politik Pakistan.