JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menggelar mutasi besar-besaran dengan merombak 278 perwira tinggi dari tiga matra utama TNI yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Keputusan strategis ini tertuang dalam Surat Keputusan Nomor Kep/1334/IX/2025 dan menjadi sorotan utama pengamat pertahanan nasional, menandai perubahan signifikan dalam struktur komando TNI di tengah tantangan keamanan yang semakin kompleks.
Mutasi ini tidak hanya mencerminkan dinamika internal TNI untuk menjaga kesegaran kepemimpinan, tetapi juga dianggap sebagai upaya optimalisasi sumber daya manusia di tengah tantangan keamanan regional yang semakin kompleks.
Dokumen SK tersebut telah diverifikasi melalui salinan resmi yang diterima pada Selasa (14/10/2025), menandai salah satu rotasi personel terbesar sepanjang tahun ini.
Rotasi Kunci di Lingkungan Angkatan Darat
Fokus utama mutasi kali ini tertuju pada posisi strategis di wilayah perbatasan dan komando elit. Mayjen TNI Bangun Nawoko, yang sebelumnya menjabat sebagai Panglima Divisi Infanteri 3 Kostrad, kini diangkat menjadi Panglima Kodam (Pangdam) XIV/Hasanuddin. Penugasan ini diharapkan memperkuat pengawasan keamanan di kawasan Sulawesi dan sekitarnya, mengingat pengalaman Bangun Nawoko dalam operasi tempur darat.
Sebagai penggantinya di Divisi Infanteri 3 Kostrad, Brigjen TNI Bagus Suryadi Tayo resmi menjabat posisi tersebut. Selain itu, mutasi lain yang mencuri perhatian adalah pengangkatan Kolonel Infanteri (Kolonel Inf) Donny Pramono sebagai Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), menggantikan posisi yang sebelumnya diisi oleh pejabat terkait.
Perubahan Signifikan di Sektor Pertahanan dan Sekretariat
Mutasi ini juga merambah ke ranah sipil-militer, dengan penunjukan pejabat TNI ke posisi strategis di luar lingkungan kementerian pertahanan. Brigjen Frega F. Wenas, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan (Karo Humas Setjen Kemhan), dipromosikan menjadi Direktur Jasa Strategi dan Rencana (Dir Jakstrahan) Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan.
Sementara itu, Kolonel Inf Rico Ricardo Sirait mengisi kekosongan di posisi Karo Informasi Pertahanan (Karo Infohan) Setjen Kemenhan, menggantikan Frega F. Wenas. Perubahan ini menunjukkan sinergi yang lebih erat antara TNI dan institusi pemerintahan, khususnya dalam bidang intelijen dan komunikasi pertahanan.
Implikasi Lebih Luas bagi Keamanan Nasional
Dengan total 278 perwira yang terlibat, mutasi ini mencakup berbagai tingkatan jabatan, mulai dari komando wilayah hingga unit pendukung logistik. Para pengamat militer menilai langkah ini sebagai bentuk adaptasi TNI terhadap perkembangan geopolitik terkini, termasuk isu Laut China Selatan dan stabilitas internal di wilayah timur Indonesia.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, yang memimpin proses ini, dikenal dengan pendekatan reformisnya sejak menjabat. Rotasi personel semacam ini biasanya dilakukan secara berkala untuk memastikan loyalitas, kompetensi, dan keseimbangan antar-matra, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.





