JAKARTA – Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menuturkan invansi militer masih mengintai.
Menurut Mantan Kepala Staf Angkatan Laut menjelaskan perkembangan strategis global saat ini bahwa invasi militer suatu negara atas negara lain masih berpotensi terjadi.
Yudo memamaparkan Kondisi faktual adalah invasi Rusia terhadap Ukraina. Oleh sebab itu, perang ini menjadi bukti empiris yang harus menjadi tanda peringatan atau alarm bagi Indonesia.
“Bahwa ancaman perang tetap ada,” katanya saat membuka seminar yang bertajuk “Mempertahankan NKRI, Tinjauan Strategi Pertahanan Nusantara”, di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Rabu (20/9/2023).
Dengan adanya ancaman bang terus mengintai. Yudo menyarankan diperlukannya membangkitkan kembali kesadaran pentingya pertahanan negara dari ancaman invasi.
“Kita harus merumuskan strategi untuk menghadapi ancaman potensial dampak faktual,” jelasnya.
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, Indonesia berada di persimpangan dua benua dan samudra, serta sumber kekayaan alam yang melimpah. Sehingga Indonesia memiliki nilai strategis dan penting dalam konteks Geopolitik dan Geostrategis dunia.
“Kondisi geografis kepulauaun Inndonesia merupakan kekhassan, yang membutuhkan kedekatan holistic. Kemudian cara berfikir sistem untuk dapat menyusun strategi pertahanan yang bersifat semesta dualistik,” jelasnya.
Pertahanan Semesta, lanjutnya, berarti melibatkan seluruh sumber daya nasional yang disusun dalam komponen pertahanan utama, cadangan dan komponen pendukung.
Sedangkan pertahanan semesta dualistik bermakna “Outwhat Looking” dan “Inwhat Looking”.
“Outwhat Looking berarti memandang ke arah ancaman yang datang dari luar dan mengatasinya di luar wilayah negara, sedini mungkin. Sedangkan Inwhat Looking yaitu memandang ancaman yang telah ada di dalam dan mengatasi ancaman di dalam wilayah negara,” ungkapnya.
Yudo berharap, seminar ini bisa menghasilkan masukan yang sangat bernilai bagi TNI dalam menyusun dan mengembangkan sebuah strategi militer. Dia menyebut strategi itu sebagai Strategi Pertahanan Nusantara (SPN).
“Strategi Pertahanan Nusantara adalah strategi militer yang dibangun dengan memanfaatkan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Sehingga mampu menjadi pertahanan negara yang melindungi seluruh wilayah NKRI dengan kekuatan yang menyeimbangkan dan menguatkan kekuatan pertahanan dalam menghadapi ancaman yang ada,” kata Panglima TNI.
Seminar Strategi Pertahanan Nusantara ini diikuti para jenderal dari tiga matra TNI, akademisi dan juga para pakar. Sedangkan pembicaranya berasal dari berbagai kalangan, mulai dari Gubernur Lemhanas, Rektor Unhan, anggota DPR RI serta akademisi dan pengamat militer.