SUMUT – Ratusan warga di Tapanuli Tengah menjarah sejumlah swalayan pada Sabtu (29/11/2025) setelah persediaan bahan pokok habis dan harga kebutuhan melonjak tajam, sementara penyaluran bantuan belum menjangkau seluruh wilayah terdampak.
Meski Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution telah mengirimkan truk-truk bantuan logistik yang tiba sejak Jumat sore (28/11/2025), pembagian di lapangan dinilai belum merata. Akibatnya, warga memilih “mengambil sendiri” beras, minyak goreng, telur, gula, dan kebutuhan pokok lainnya dari rak-rak swalayan yang kini sudah kosong.
Dalam tayangan Video amatir menunjukkan puluhan warga berlarian di dalam Swalayan Aido di Jalan Lintas Sibolga–Tapsel (Kalangan). Kondisi serupa terjadi di gerai Indomaret dan Alfamidi di Kecamatan Pandan, Tukka, Hajoran, hingga Sarudik. Rak-rak terlihat kosong, beberapa pintu kaca pecah.
Menurut salah satu saksi mata, penjarahan baru terjadi pada hari Sabtu kemarin. Warga terpaksa stok bahan pokok di rumah benar-benar habis.
“Hari ini baru penjarahan, karena bahan sembako kami sudah pada habis, Sudah pada antre orang di Kantor Bupati untuk ambil sembako, tapi kayaknya tidak bakal cukup dan lama antre. Jadi menjarahlah,” ucapnya.
Harga kebutuhan pokok di pasar tradisional yang masih buka pun melonjak drastis. Telur ayam ras kini dijual Rp15.000 per butir, cabai merah mencapai Rp200.000 per kilogram. Akses ke ATM dan layanan perbankan juga terputus akibat banjir, sehingga warga kehabisan uang tunai.
Hingga berita ini diturunkan, aparat kepolisian dan TNI masih berjaga di sejumlah titik swalayan untuk mencegah penjarahan lebih lanjut. Sementara itu, truk bantuan logistik tambahan dari Pemprov Sumut dan BNPB terus berdatangan ke Tapanuli Tengah.