JAKARTA — Menyusul ketegangan antara aparat keamanan dan masyarakat di sejumlah titik di Jakarta, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Miftachul Akhyar, mengeluarkan seruan penting yang menekankan nilai ketertiban, kebersamaan, dan pendekatan persuasif dalam menyikapi aspirasi publik.
PBNU menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Affan Kurniawan, warga yang menjadi korban dalam insiden tersebut. “Semoga Allah SWT mengampuni kesalahannya dan menerima amal ibadahnya,” ujar K.H. Miftachul Akhyar dalam pernyataan resmi, Jumat (29/8/2025).
Dalam seruannya, PBNU menegaskan bahwa penyampaian aspirasi merupakan hak konstitusional yang harus dijaga. Namun, pelaksanaannya harus dilakukan secara tertib, dengan menjamin keamanan dan kenyamanan semua pihak.
“Kami meminta aparat yang bertugas untuk bersikap sabar dan bijaksana, serta mengedepankan pendekatan persuasif dalam menghadapi masyarakat,” tegas Rais Aam PBNU.
PBNU juga mengajak seluruh komponen bangsa untuk menghindari tindakan anarkis yang dapat merugikan semua pihak. Kebersamaan dalam keberagaman dinilai sebagai warisan luhur yang harus dijaga dan dipupuk.
Tak hanya itu, PBNU menyerukan kepada seluruh pengurus NU, badan otonom, dan lembaga di semua tingkatan untuk turut menenangkan situasi dan tidak terlibat dalam provokasi yang berpotensi menimbulkan kerusuhan.
Seruan ini menjadi penegasan komitmen PBNU dalam menjaga stabilitas sosial dan mendorong penyelesaian masalah melalui cara-cara damai dan bermartabat.




