JAKARTA – APT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) tengah merencanakan pembelian tiga kapal penumpang untuk melayani rute perairan di Indonesia dengan total biaya mencapai Rp4,5 triliun. Rencana ini terungkap dalam rapat terakhir yang diadakan pada Selasa (17/12/2024), di Dermaga 1 Kalabahi, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), di sana Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Pelni, Anik Hidayati, mengungkapkan bahwa alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk Pelni pada tahun anggaran 2024 adalah sebesar Rp1,5 triliun, yang akan digunakan untuk uang muka pembelian ketiga kapal tersebut.
Anik menyampaikan pentingnya dukungan dari berbagai pihak agar pemerintah dapat mencairkan anggaran pada 31 Desember 2024, mengingat proses pengajuan ini sudah berlangsung sejak akhir 2022. “Jadi mohon dukungannya karena proses pengajuan pencairan anggaran sejak akhir 2022 hingga saat ini,” ujar Anik.
Saat ini, anggaran tersebut tengah dianalisis oleh Kementerian BUMN sebelum diserahkan ke Kementerian Keuangan dan akhirnya disetujui oleh DPR RI. Proses ini, menurut Anik, menjadi langkah penting untuk peremajaan armada kapal Pelni. Dari 26 kapal yang beroperasi saat ini, 12 kapal di antaranya sudah berusia lebih dari 30 tahun dan membutuhkan pembaruan. “Harus dipahami bahwa kapal itu ada batas usia teknis yang harus laik dan efisien untuk dioperasionalkan,” jelasnya.
Anik menambahkan bahwa proses peremajaan kapal membutuhkan waktu hingga tiga tahun. Setelah PMN disetujui, desain kapal akan memakan waktu sekitar satu tahun, dan pembangunan kapal baru diperkirakan memakan waktu dua tahun. “Jadi prosesnya panjang. Kalau sudah diputuskan, kami mendapatkan PMN, maka proses desainnya membutuhkan waktu satu tahun. Setelah itu, proses pembangunan kapal butuh waktu dua tahun,” ujarnya.
Dia juga mencatat bahwa peremajaan terakhir kali dilakukan pada 2008 dengan pembelian kapal Gunung Dempo, yang kini berusia 25 tahun. Sejak saat itu, tidak ada investasi baru dalam pengadaan kapal oleh Pelni. “Jadi Gunung Dempo itulah kapal terakhir yang dimiliki Pelni setelah peremajaan,” tutup Anik.