JATENG – Operasi pencarian korban tanah longsor di Desa Majenang resmi ditutup pada Sabtu (22/11/2025). Dari 23 orang yang hilang, 21 ditemukan meninggal dunia, sementara dua lainnya diperkirakan juga tewas. Dengan berakhirnya pencarian, perhatian kini beralih sepenuhnya pada pemulihan kebutuhan dasar para pengungsi dan perbaikan lingkungan yang terdampak.
Kementerian Pekerjaan Umum memastikan bahwa meskipun pencarian korban telah selesai, dukungan kepada para pengungsi tetap berlanjut.
Fokus utama sekarang adalah pemulihan lingkungan dan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi yang masih berada di tempat pengungsian.
“Meski operasi SAR sudah berakhir, kami terus berkomitmen untuk membantu pemulihan kondisi pengungsi. Kami juga memastikan kebutuhan dasar mereka tetap terpenuhi, seperti tempat tinggal sementara, selimut, dan fasilitas sanitasi,” ujar Menteri PU, Dody Hanggodo.
Sebagai bagian dari upaya ini, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy telah menyalurkan bantuan logistik berupa 400 set selimut dan 380 unit kasur lipat.
Bantuan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengungsi yang masih bertahan di tempat penampungan sementara.
Selain itu, Balai Penataan Bangunan, Prasarana, dan Kawasan (BPBPK) Jawa Barat turut mengirimkan 4 unit toilet portable dan 2 unit hidran umum (HU) untuk meningkatkan fasilitas sanitasi dan air bersih di pengungsian.
Kementerian PUPR juga memfokuskan langkah-langkah pencegahan bencana lebih lanjut, seperti penataan lereng longsor yang menggunakan alat berat, untuk mengurangi potensi longsor susulan.
Ini juga menjadi bagian dari upaya percepatan relokasi warga yang terdampak bencana ke tempat yang lebih aman.
Bencana longsor yang terjadi akibat hujan ekstrem pada awal November 2025 ini telah memaksa ratusan warga untuk mengungsi.
Ratusan rumah hancur dan banyak keluarga kehilangan tempat tinggal. Dengan fokus pada pemulihan, pemerintah berharap kondisi pengungsi dapat segera membaik, dan kehidupan mereka perlahan pulih dari dampak bencana yang sangat mengerikan ini.