JAKARTA – Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI), Dzulfikar Ahmad Tawalla, menyatakan bahwa KBRI di Malaysia telah menyiapkan pemulangan jenazah pekerja migran Indonesia yang tewas ditembak oleh Petugas Patroli Maritim Malaysia.
“Alhamdulillah, proses otopsi sudah selesai. Saat ini, pihak KBRI sedang mempersiapkan pemulangan jenazah. Kami juga sudah menyiapkan semua dokumen yang diperlukan. Berdasarkan informasi yang kami terima, korban berasal dari Riau,” kata Dzulfikar.
“Kami sudah berkoordinasi dengan BP3MI untuk memastikan keluarga korban mendapatkan dukungan penuh, termasuk dalam proses pemakamannya.” tambahnya.
Lebih lanjut, Dzulfikar menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia akan mengambil langkah hukum untuk memastikan keadilan bagi pekerja migran Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendesak pemerintah Malaysia untuk mengungkapkan secara transparan insiden penembakan yang dilakukan oleh Petugas Patroli Maritim Malaysia terhadap pekerja migran Indonesia tersebut.
“Pemerintah Indonesia telah mengirimkan nota diplomatik, meminta agar kasus ini diusut secara tuntas dan transparan, sehingga pekerja migran Indonesia dapat mendapatkan perlindungan hukum yang setara dengan warga Malaysia,” ujarnya.
Insiden penembakan tersebut terjadi pada Jumat, 24 Januari 2025, ketika Petugas Patroli Maritim Malaysia menemukan kapal yang mengangkut lima pekerja migran Indonesia di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia. Petugas patroli kemudian menembaki kapal tersebut, yang mengakibatkan satu pekerja migran tewas, satu lainnya dalam kondisi kritis, dan tiga orang lainnya mengalami luka-luka. Korban yang terluka saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit di wilayah Selangor, Malaysia.