JATIM – Operasi pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali resmi diperpanjang hingga tiga hari ke depan, hingga Senin (14/7/2025). Keputusan ini diambil setelah tim SAR gabungan menemukan empat jenazah tambahan, menegaskan urgensi untuk terus mencari 17 penumpang yang masih hilang. Tragedi ini terus menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban yang setia menanti kabar di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Hingga hari ke-10 operasi pencarian, Jumat (11/7/2025), tim SAR telah berhasil mengevakuasi 47 korban, dengan rincian 30 orang selamat dan 17 lainnya ditemukan meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, 14 jenazah telah teridentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur, sementara tiga jenazah masih dalam proses identifikasi.
“Kami terus berupaya menemukan dan menyelamatkan korban yang belum ditemukan. Semoga dalam masa perpanjangan ini hasilnya bisa lebih maksimal,” ujar Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan serta Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyanto, dalam konferensi pers di Pelabuhan ASDP Ketapang, Jumat (11/7/2025).
Upaya Maksimal Tim SAR di Tengah Tantangan
Tim SAR gabungan, yang melibatkan Basarnas, TNI, Polri, dan relawan, terus bekerja keras menyisir perairan Selat Bali. Fokus pencarian kini diarahkan ke wilayah selatan, mengingat sebagian besar jenazah ditemukan di area tersebut. Penggunaan teknologi canggih seperti kamera bawah air, magnetometer, multibeam echosounder, dan side scan sonar, serta keterlibatan KRI Spica 934 dan tim penyelam dengan Remotely Operated Vehicle (ROV), menjadi andalan untuk mendeteksi bangkai kapal dan korban yang masih hilang.
Namun, tantangan cuaca buruk dan arus laut yang kuat kerap menghambat operasi. “Kondisi cuaca di perairan Selat Bali pada hari kedelapan pencarian ini dominan berawan tebal, angin bertiup kencang dengan kecepatan 4–25 knots, ketinggian gelombang maksimal berkisar antara 2,5–4 meter, serta kecepatan arus permukaan 2,4 m/s,” ungkap Ribut Eko Suyanto, Rabu (9/7/2025).
Meski demikian, semangat tim SAR tak surut untuk menemukan korban yang tersisa.
Dukungan Penuh untuk Keluarga Korban
Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya, yang tenggelam pada Rabu (2/7/2025) saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk, Bali, menyisakan luka bagi keluarga korban. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, telah menyerahkan santunan duka kepada delapan keluarga korban asal Banyuwangi, termasuk Eko Satriyo (51), Elok Rumantini (34), dan Afnan Aqiel Mustafa (3). Selain itu, layanan trauma healing terus diberikan oleh Polresta Banyuwangi dan Pemda setempat untuk mendampingi keluarga yang masih menunggu kabar.
Harapan di Tengah Duka
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, menyampaikan harapan agar perpanjangan operasi ini membuahkan hasil optimal.
“Kami berharap yang terbaik. Mudah-mudahan lebih banyak korban yang ditemukan sebelum batas waktu selesai,” katanya.
Sementara itu, Jasa Raharja turut memberikan jaminan asuransi bagi 50 penyelam yang mempertaruhkan nyawa dalam misi berisiko tinggi ini, termasuk santunan kematian Rp100 juta dan biaya perawatan hingga Rp20 juta.
Dengan bangkai kapal yang telah ditemukan dalam posisi terbalik di dasar laut Selat Bali, operasi SAR kini memasuki fase krusial. Masyarakat diajak untuk terus mendoakan agar 17 korban yang masih hilang dapat segera ditemukan, membawa penutup bagi kisah tragis ini.




