Jakarta – Pada konferensi pers yang digelar Kamis, 30 Mei 2024, di Menara Kadin, Jakarta, Dompet Dhuafa mengajak masyarakat untuk memastikan distribusi kurban yang adil dan merata.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Herdiansah, menyatakan, “Saat ini, banyak pemotongan kurban masih terpusat di kota-kota besar. Kita harus mendorong pemerataan konsumsi daging hingga ke pelosok, bukan hanya di perkotaan saja.”
Herdiansah menambahkan, “Melalui program Kurban 3 Pasti, kami menjamin tiga hal: hewan kurban pasti jantan, pasti lolos quality control, dan pasti didistribusikan hingga ke pelosok negeri.”
Bobby, Ketua THK 1445 H, menjelaskan lebih lanjut, “Kami memastikan hewan kurban yang diproses adalah jantan, untuk menjaga kelangsungan populasi ternak. Penyembelihan betina dapat mengancam kelangsungan reproduksi.”
“Selain itu, kami memastikan hewan kurban telah lolos quality control. Kami melakukan pemeriksaan kesehatan bekerja sama dengan dinas peternakan setempat, memastikan kualitas pakan dan kebersihan kandang, serta menyeleksi hewan dari kuku, mata, gigi, kaki, hingga bobotnya,” lanjut Bobby.
Dompet Dhuafa menyediakan hewan kurban dengan standar tertentu: doka standar berbobot 23-25 kg, doka medium 26-28 kg, dan doka premium 29-33 kg. Untuk sapi, tersedia pilihan 1/7 sapi dengan bobot 250-300 kg, dan sapi utuh berbobot 250-300 kg. Distribusi juga menjangkau pelosok negeri bahkan hingga ke luar negeri seperti Palestina, guna meningkatkan gizi melalui konsumsi daging.
Menurut data IDEAS yang dipaparkan oleh Haryo Mojopahit, wilayah perkotaan besar masih mengalami surplus daging kurban. Pada 2023, DKI Jakarta surplus dengan 7.556 ton, sementara Bandung dan sekitarnya surplus 5.598 ton. Sebaliknya, wilayah seperti Brebes, Tegal, Pemalang, Purbalingga, dan Pekalongan mengalami defisit mencapai -2.363 ton.
IDEAS juga memetakan daerah prioritas intervensi gizi protein pada 2022, seperti Majene, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Hulu Sungai Utara, dan Kabupaten Jeneponto, dengan konsumsi daging rata-rata 0.000 hingga 0.010 kg/kapita/tahun.
Aiman Ricky, artis dan super volunteer Dompet Dhuafa, menambahkan, “Untuk menjaga akuntabilitas dan kepercayaan, kami memberikan bukti lengkap seperti foto, sertifikat, dan lokasi pemotongan yang jelas. Saya sendiri mengalami ini. Proses quality control sangat ketat, mulai dari pemberian pakan, kebersihan kandang, hingga kesehatan hewan.”
Tri Broto, Pemimpin Redaksi Disway, mengungkapkan, “Kurban bersama lembaga seperti Dompet Dhuafa diharapkan dapat meratakan distribusi daging hingga pelosok Indonesia. Banyak warga perkotaan membawa banyak daging dari beberapa titik pemotongan. Ini menjadi catatan penting untuk kita.”
Karnoto Abdul Aziz, mitra THK dari Nganjuk, mengatakan, “Sudah 27 tahun saya menjadi mitra Tebar Hewan Kurban. Ini sangat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga peternak seperti kami, banyak dari kami terbantu secara materi hingga bisa membangun rumah dan sekolah.”
Dr. Ahmad Syauqi, Kasub Direktorat Akreditasi dan Audit Lembaga Zakat Kemenag RI, menambahkan, “Pemerataan dan keadilan dalam distribusi daging kurban berdampak pada kesejahteraan mustahik. Tata kelola zakat yang tepat sangat penting.”
Bobby menutup dengan informasi bahwa masyarakat kini bisa membeli kurban lewat e-commerce atau konter-konter di supermarket, perkantoran, dan tempat lainnya.