JAKARTA – Setiap tanggal 20 Agustus, Indonesia memperingati milestone bersejarah dalam pembangunan infrastruktur nasional, yakni dimulainya pembangunan Jembatan Suramadu pada tahun 2003.
Jembatan megah yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura ini tidak hanya menjadi simbol kemajuan teknologi, tetapi juga memperkuat konektivitas ekonomi dan sosial antarwilayah.
Pembangunan Jembatan Suramadu resmi dimulai pada 20 Agustus 2003, ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Megawati Soekarnoputri di sisi Surabaya.
“Pembangunan Jembatan Suramadu ini kita harapkan dapat mempercepat pembangunan ekonomi di Pulau Madura dan sekitarnya,” ujar Megawati saat itu, menegaskan visi besar proyek ini.
Dengan panjang total 5.438 meter, Suramadu menjadi jembatan terpanjang di Indonesia saat diresmikan pada 10 Juni 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Proyek senilai Rp4,5 triliun ini melibatkan kolaborasi apik antara pemerintah Indonesia dan Tiongkok, dengan teknologi konstruksi mutakhir yang mampu menahan beban hingga 10.000 ton.
Jembatan ini dirancang untuk memperlancar arus transportasi, mengurangi ketergantungan pada kapal feri, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Madura.
Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jembatan Suramadu telah meningkatkan aktivitas ekonomi di Madura hingga 15% dalam dekade pertama pasca-peresmian.
Mobilitas barang dan jasa kini lebih efisien, membuka peluang investasi dan pariwisata di wilayah yang sebelumnya terisolasi.
Namun, perjalanan pembangunan Suramadu tidak luput dari tantangan. Proses pembebasan lahan dan cuaca ekstrem di Selat Madura sempat menghambat progres.
Meski demikian, dedikasi tim insinyur dan pekerja berhasil mewujudkan mimpi besar ini, menjadikan Suramadu sebagai kebanggaan nasional.
Hingga kini, Jembatan Suramadu tetap menjadi ikon infrastruktur Indonesia, melambangkan semangat persatuan dan kemajuan.
Peringatan 20 Agustus menjadi momen untuk mengenang perjuangan membangun konektivitas demi masa depan yang lebih sejahtera.