PT Pertamina (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan energi terbarukan guna mendukung kemandirian energi sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi. Salah satu wujud nyata komitmen ini adalah melalui program Desa Energi Berdikari (DEB) yang berbasis swasembada energi di tingkat desa.
Salah satu proyek unggulan adalah Desa Energi Berdikari Uma Palak Lestari yang berlokasi di Denpasar Utara, Bali. Desa ini mengadopsi pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mendukung sektor pertanian dan ekowisata berkelanjutan. Pertamina memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan mikrohidro berkapasitas 21 kWp sebagai sumber energi untuk sistem pengairan lahan pertanian. Menariknya, sistem irigasi ini juga dilengkapi teknologi Internet of Things (IoT) guna memantau kebutuhan air secara efisien di masing-masing lahan.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, secara langsung meninjau pengembangan Desa Energi Berdikari Uma Palak Lestari sebagai bentuk dukungan terhadap swasembada energi berbasis desa yang sejalan dengan agenda prioritas pemerintah. Dalam kunjungan tersebut, ia bersama jajaran manajemen juga ikut melakukan penanaman sayur-mayur sebagai dukungan terhadap ketahanan pangan.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa program ini tidak hanya mendorong swasembada energi, tetapi juga mendukung pertanian berkelanjutan. “Pupuk yang digunakan dalam pertanian di desa ini sepenuhnya berbasis organik, sehingga mendukung sektor pangan berkelanjutan,” ujar Fadjar.
Pengembangan Desa Energi Berdikari di Uma Palak Lestari telah memberikan dampak nyata bagi masyarakat lokal sekaligus memperkuat pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar. Sistem irigasi berbasis energi terbarukan ini mampu mengairi hingga 103 hektar lahan sawah, sehingga meningkatkan produktivitas padi dari 5,5 ton menjadi 7,5 ton per hektar per tahun. Peningkatan ini menjadi langkah strategis untuk mewujudkan swasembada pangan.
Selain itu, Desa Uma Palak Lestari juga memberikan kontribusi signifikan dalam pengurangan emisi karbon, yaitu mencapai 27,3 ton CO2 equivalent per tahun. Secara nasional, Pertamina telah mengembangkan 149 program Desa Energi Berdikari, yang secara kumulatif berkontribusi menurunkan emisi hingga 729 ribu ton CO2 equivalent per tahun.
“Program ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Pertamina dalam mendukung pengurangan emisi karbon dan mendorong terciptanya ekosistem energi terbarukan yang berdaya guna bagi masyarakat,” pungkas Fadjar.
Dengan berbagai manfaat yang dihadirkan, Desa Energi Berdikari menjadi bukti nyata bagaimana inovasi energi terbarukan mampu membawa dampak positif terhadap ekonomi lokal sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.