Kebakaran besar melanda kompleks hunian Wang Fuk Court di Tai Po, Hong Kong, menewaskan sedikitnya 55 orang dan ratusan lainnya masih hilang, menjadikannya tragedi terburuk di kota tersebut dalam beberapa dekade terakhir.
Lebih dari sehari setelah api pertama kali muncul, bangunan-bangunan masih mengeluarkan asap tebal. Tim penyelamat kesulitan mencapai penghuni yang terjebak karena suhu ekstrem dan puing bangunan yang terus berjatuhan.
Peristiwa ini memicu pertanyaan publik: bagaimana kebakaran sebesar ini bisa terjadi di kota pencakar langit yang dikenal memiliki standar keselamatan dan konstruksi yang tinggi?
Api yang Menyebar Cepat
Lebih dari 4.000 warga tinggal di Wang Fuk Court, banyak di antaranya lansia berusia 65 tahun ke atas. Penyebab pasti kebakaran belum diketahui, namun kepolisian telah membuka penyelidikan kriminal.
Kompleks tersebut sedang dalam proses renovasi dan diselimuti perancah bambu serta jaring keselamatan, teknik yang lazim di Hong Kong. Pihak berwenang tengah menyelidiki dugaan penggunaan bahan mudah terbakar, termasuk papan polistirena yang menutup jendela apartemen, yang diduga mempercepat penyebaran api.
Hingga Kamis pagi, upaya penyelamatan dipusatkan pada tiga dari tujuh blok yang terdampak, dengan setidaknya 279 orang masih hilang.
Bagaimana Kebakaran Bermula
Menurut Departemen Pemadam Kebakaran Hong Kong, api muncul pada Rabu (26/11) menjelang pukul 15.00 waktu setempat di Wang Cheong House, gedung 32 lantai yang sedang direnovasi. Api pada perancah bambu dan jaring pelindung menyebar cepat ke gedung lain, mengubah insiden tunggal menjadi kebakaran besar di banyak menara sekaligus.
Sebanyak 800 petugas damkar, 128 truk pemadam, dan 57 ambulans dikerahkan. Polisi telah menangkap tiga orang terkait dugaan kelalaian berat.
Korban dan Dampak
Sedikitnya 55 orang tewas, termasuk seorang petugas pemadam berusia 37 tahun yang gugur saat bertugas. 123 orang luka-luka, delapan di antaranya petugas damkar, dan ratusan warga kini kehilangan tempat tinggal.
Seorang warga berusia 65 tahun bermarga Ho, yang berhasil menyelamatkan diri, mengatakan masih banyak lansia serta hewan peliharaan yang belum ditemukan.
Tragedi Terburuk dalam Puluhan Tahun
Kebakaran ini diperkirakan menjadi yang paling mematikan sejak Perang Dunia II di Hong Kong. Sebelumnya, kebakaran Garley Building pada 1996 menewaskan 41 orang.
Peristiwa ini juga meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Hong Kong dan Tiongkok. Presiden Xi Jinping menyampaikan belasungkawa dan meminta upaya maksimal untuk menekan jumlah korban.