Perdana Menteri Bulgaria, Rosen Zhelyazkov, resmi mengundurkan diri pada Kamis setelah berminggu-minggu dihantam gelombang protes besar yang menyedot lebih dari 100.000 demonstran ke jalan-jalan Sofia dan puluhan kota lainnya.
Langkah dramatis ini terjadi hanya tiga minggu sebelum Bulgaria dijadwalkan mengadopsi euro pada 1 Januari 2026—momen bersejarah yang kini dibayangi turbulensi politik.
Pengumuman pengunduran diri Zhelyazkov disampaikan hanya beberapa menit sebelum parlemen memberikan suara atas mosi tidak percaya—yang keenam sejak ia menjabat pada Januari. Keputusan itu menjadi penegasan bahwa tekanan publik telah mencapai puncaknya.
Protes Meluas, Sorotan Mengarah pada Pengaruh Oligarki
Demonstrasi yang awalnya muncul sebagai penolakan terhadap rencana anggaran 2026—yang memuat kenaikan pajak dan iuran jaminan sosial—berkembang menjadi gerakan nasional menuntut pemerintahan bersih dari korupsi.
Pusat kemarahan publik tertuju pada Delyan Peevski, oligarki berpengaruh dan tokoh penting di partai Gerakan untuk Hak dan Kebebasan yang menopang koalisi pemerintah.
Peevski sebelumnya dijatuhi sanksi AS pada 2021 di bawah Undang-Undang Magnitsky atas dugaan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, serta kembali dikenai sanksi Inggris pada 2023.
Para demonstran memenuhi pusat Sofia, memproyeksikan laser bertuliskan “Pengunduran Diri,” “Mafia Keluar,” dan “Pemilihan yang Adil” ke gedung parlemen. Rekaman drone menunjukkan massa yang bergelombang lebih dari 100.000 orang—salah satu aksi terbesar dalam sejarah politik terbaru Bulgaria.
Euro di Ambang Pintu, Krisis Politik Menghantam
Krisis ini pecah di saat Bulgaria berada di tikungan terakhir menuju keanggotaan zona euro sebagai negara ke-21. Uni Eropa telah menyetujui langkah itu pada Juli dengan perolehan suara telak 531 mendukung. Namun di dalam negeri, masyarakat masih terbelah: survei menunjukkan 46,8% menolak dan 46,5% mendukung penggunaan euro.
Presiden Bulgaria, Rumen Radev, menyebut demonstrasi besar pada Rabu malam sebagai “suara tidak percaya rakyat” terhadap kabinet. Ia mendesak parlemen untuk “memilih antara martabat pemungutan suara bebas atau aib ketergantungan.”
Pengunduran diri Zhelyazkov kini membuka babak baru ketidakpastian politik bagi Bulgaria—di tengah hitungan mundur menuju momen penting transisi mata uang yang menentukan masa depan ekonomi negara itu.