TOKYO – Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, menyatakan siap mengunjungi Amerika Serikat dan bertemu Presiden Donald Trump untuk membahas kebijakan tarif yang dapat berdampak pada ekonomi Jepang. Dalam rapat komite parlemen pada Senin, Ishiba menegaskan bahwa Jepang tidak terlibat dalam praktik perdagangan yang tidak adil.
“Kita harus menyampaikan secara menyeluruh apa yang akan kita lakukan,” ujar Ishiba, mengingat pentingnya memperjelas kontribusi investasi Jepang dalam menciptakan lapangan kerja di AS. Ia menambahkan bahwa Jepang tidak melakukan tindakan yang merugikan, merujuk pada tuduhan Trump mengenai defisit perdagangan yang besar.
Kekhawatiran akan dampak negatif kebijakan tarif timbal balik Trump, yang juga mencakup Jepang, semakin meningkat, terutama di tengah ketergantungan Jepang pada sektor ekspor. Langkah ini bahkan memicu aksi jual besar-besaran di pasar saham Jepang dan AS. Ishiba berkomitmen untuk memastikan bahwa kebijakan tarif AS tidak merugikan pembiayaan dan lapangan kerja, khususnya di sektor usaha kecil Jepang.
Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi mengungkapkan bahwa pemerintah Jepang akan terus memantau perkembangan ekonomi dan pasar keuangan dengan rasa urgensi tinggi. Pemerintah Jepang juga berkomitmen melakukan langkah-langkah untuk mengelola kebijakan ekonomi dan fiskal secara optimal.
Indeks saham Nikkei sempat merosot hampir 3.000 poin pada Senin, mendorong Menteri Keuangan Katsunobu Kato untuk meminta para investor tetap tenang. Ishiba pun memerintahkan Kato untuk memantau pasar keuangan dan mengambil langkah responsif yang diperlukan.
Sementara itu, Presiden Trump tampaknya tidak terpengaruh oleh gejolak pasar saham global. Ia mengatakan kepada wartawan, “Saya tidak ingin apa pun jatuh, tapi kadang-kadang Anda harus minum obat untuk memperbaiki sesuatu.”
Sebagai bagian dari kebijakan tarif agresifnya, Trump baru-baru ini mengumumkan tarif timbal balik terhadap semua mitra dagang dengan bea dasar 10 persen, dengan Jepang dikenai tarif tambahan yang menaikkan tarif total menjadi 24 persen. Tarif 10 persen mulai diberlakukan pada Sabtu, (5/4/2025), sementara tarif tambahan akan berlaku mulai Rabu, (9/4/2025).
Sejak kembali menjabat di Gedung Putih pada Januari, Trump telah mengimplementasikan berbagai tarif, termasuk 25 persen untuk mobil yang diproduksi di luar AS dan 25 persen untuk seluruh impor baja dan aluminium.