CIREBON — Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cirebon tengah menyelidiki fenomena cahaya di langit yang diduga sebagai meteor jatuh di wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Minggu (5/10/2025) malam.
Kapolresta Cirebon Kombes Pol Sumarni menyatakan, pihaknya langsung merespons laporan masyarakat dan informasi yang beredar di media sosial dengan mengerahkan personel ke sejumlah titik.
“Setelah kami menerima berbagai informasi, baik dari media sosial maupun pihak terkait, kami langsung memerintahkan seluruh jajaran untuk melakukan pengecekan di lapangan,” katanya di Cirebon, Senin.
Pemeriksaan dilakukan di berbagai lokasi yang disebut warga sebagai titik jatuhnya benda langit, mulai dari kawasan Ciperna hingga wilayah Cirebon timur. Petugas menyisir jalur arteri dan tol, serta berkoordinasi dengan kepala desa setempat untuk memastikan tidak terjadi peristiwa luar biasa.
“Sampai saat ini kami belum mendapatkan data atau informasi yang menunjukkan adanya meteor jatuh dan sejenisnya,” ujarnya.
Sumarni menegaskan bahwa penyelidikan masih berlangsung untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. “Penyelidikan tetap kami lanjutkan. Kami mohon waktu untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh,” katanya.
Polresta Cirebon juga bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon guna menelusuri kemungkinan dampak di permukaan bumi, seperti benturan atau kebakaran kecil. Namun hingga kini, belum ditemukan material asing atau bekas jatuhnya benda langit.
“BPBD dan pihak terkait juga belum menyatakan adanya kejadian tersebut di wilayah Cirebon,” katanya.
Ia mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi dan menunggu hasil investigasi resmi. “Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman,” ucap dia.
Sementara itu, Stasiun BMKG Kertajati turut mengumpulkan data terkait suara dentuman keras dan bola api terang yang diduga meteor. Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Kertajati, Muhammad Syifaul Fuad, menjelaskan bahwa dari sisi meteorologi, dentuman bisa dipicu oleh berbagai faktor seperti petir, gempa bumi, atau longsor.
“Berdasarkan citra satelit, tidak ada indikasi awan konvektif di sekitar wilayah Cirebon saat kejadian,” ujarnya. Ia menyebut kondisi cuaca saat itu cerah berawan.
Profesor astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, menyebut dentuman dan bola api yang terlihat warga kemungkinan besar berasal dari meteor besar yang jatuh di Laut Jawa.
Dia memperkirakan meteor tersebut melintasi wilayah Kabupaten Kuningan dan Cirebon dari arah barat daya sekitar pukul 18.35–18.39 WIB sebelum jatuh di Laut Jawa. Menurutnya, suara dentuman besar berasal dari proses masuknya meteor ke lapisan atmosfer yang lebih rendah.
“Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas,” katanya.




