JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya sudah memahami berbagai teknik akal-akalan yang sering dilakukan oleh pihak-pihak yang terbiasa dengan praktik pemborosan dan ketidakefisienan. Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) Konsolidasi Persatuan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, pada Kamis (16/1).
“Saya sudah lama jadi orang Indonesia. Teknik akal-akalan itu semua saya paham,” ujar Prabowo dalam pidatonya, menegaskan bahwa setelah bertahun-tahun terbiasa dengan praktik yang tidak efisien, banyak pihak berusaha mengelabui pimpinan negara.
Sebagai Presiden, Prabowo bertekad untuk memastikan pemerintahan yang efisien tanpa pemborosan. Ia menyoroti bagaimana kekayaan Indonesia yang melimpah belum dikelola dengan baik, salah satunya karena sering terjadi pemborosan.
Prabowo mengakui bahwa tidak semua pihak percaya pada kemampuan pemerintahannya untuk mencapai efisiensi, namun ia semakin yakin bahwa Indonesia mampu bangkit dengan pendekatan yang lebih efisien. “Saya paham banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa tercapai, saya paham. Jadi, sudah saya buktikan, dan saya sekarang merasa semakin percaya, semakin yakin, bahwa Indonesia mampu bangkit dengan efisien,” jelasnya, seperti dilnasir dari Kompas.
Prabowo juga menekankan pentingnya pengelolaan kekayaan negara untuk kepentingan rakyat Indonesia. Ia mengingatkan bahwa perusahaan yang tidak efisien dan tidak mengelola sumber daya dengan baik akan kesulitan bertahan. “Kalau pengeluaran lebih besar dari pemasukan, ya sudah itu menuju pailit,” tegasnya.
Lebih lanjut, Prabowo memastikan bahwa kebijakan yang diambil oleh pemerintahannya bersama para menteri bertujuan semata-mata untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. “Untuk kepentingan bangsa, kepentingan negara, kepentingan rakyat, kita tidak akan ragu-ragu, kita akan laksanakan dengan segenap kekuatan dan daya yang ada di kita,” tambahnya.