JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar menghentikan keluhan soal pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) yang disebut banyak kekurangan.
Jokowi mendorong jika memiliki bukti yang kuat pelaksanaan pemilu kurang bahkan ditemukan kecurangan maka langsung dibawa ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI dan Mahkamah Konstitusi (MK).
“Yang pertama, mengenai kecurangan, caleg (calon anggota legislatif) itu ada saksi di tempat pemungutan suara (TPS). Partai ada saksi di TPS, capres-cawapres (calon presiden-calon wakil presiden) kandidat ada saksi di TPS. Di TPS ada Bawaslu. Aparat juga ada di sana, terbuka untuk diambil gambarnya,” katanya yang dikutip Garuda.tv dalam akun instagram resminya @Jokowi, Jumat (16/2/2024).
Jokowi berpendapat bahwa potensi adanya kecurangan saat pelaksanaan pemilu terbilang mustahil, pasalnya di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) ada beberapa saksi mulai dari caleg, partai hingga Paslon Capres dan Cawapres ditambah lagi ada pengawas seperti Bawaslu dan aparat penegak hukum
“Saya kira, apa, pengawasan yang berlapis-lapis seperti ini akan menghilangkan adanya kecurangan. Tapi, kalau memang ada betul, ada mekanismenya untuk ke Bawaslu. Mekanisme nanti persidangan di MK. Nanti saya kira udah diatur semuanya. Jadi janganlah teriak-teriak (pemilu) curang, ada bukti bawa ke Bawaslu, ada bukti bawa ke MK,” tutupnya.
Untuk diketahui, Jokowi berharap jalannya pemungutan suara di seluruh Indonesia bisa berjalan lancar. “Ya ini adalah pesta demokrasi, kita berharap ini betul-betul jadi pesta rakyat, dan juga berlangsung dengan jujur, adil, langsung, bebas dan rahasia dan diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia dengan kegembiraan karena ini adalah pesta rakyat. Pesta demokrasi,” ujar Jokowi.