RIO DE JANEIRO, BRAZIL – Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan keinginan Indonesia untuk bergabung dengan aliansi negara-negara ekonomi berkembang Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan ( BRICS). Pernyataan tersebut disampaikan dalam Forum Bisnis Indonesia-Brasil di Rio de Janeiro.
Forum ini mempertemukan pelaku usaha Indonesia dan Brasil untuk menjajaki peluang kerja sama ekonomi, terutama di sektor energi, industri, dan kemaritiman.
Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan dukungan kuat terhadap peran Brasil sebagai salah satu anggota kunci BRICS, sebuah organisasi yang semakin berpengaruh di panggung global.
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk bergabung dengan BRICS sebagai langkah strategis untuk memperkuat ekonomi nasional.
“Saya sudah mengirim Menteri Luar Negeri untuk hadir dalam KTT BRICS di Kazan, hanya sehari setelah kabinet saya dilantik. Indonesia ingin bergabung dengan Brasil dan negara-negara BRICS lainnya,” ujar Prabowo seperti dikutip Garuda.TV pada Senin (18/11/2024).
Ia juga menambahkan bahwa Indonesia dan Brasil memiliki banyak kesamaan, baik dari segi sumber daya alam maupun visi pembangunan jangka panjang.
“Kedua negara kita adalah negara besar dengan populasi yang besar pula. Kita memiliki sumber daya alam yang melimpah, Brasil sudah maju di sektor industri, sementara Indonesia sedang berusaha mengejar melalui industrialisasi. Saya yakin kita bisa menciptakan sinergi yang saling menguntungkan,” ungkap Prabowo.
Pada kesempatan itu, Prabowo juga menyoroti pentingnya ketahanan pangan sebagai dasar dari pembangunan negara yang berkelanjutan. “Saya ingin belajar dari Brasil yang telah sukses dengan program ketahanan pangan mereka. Saya sudah meminta tim saya untuk mengatur kerja sama lebih lanjut dengan Duta Besar Brasil di Indonesia,” tambahnya.
Di bidang energi, Prabowo menggarisbawahi peluang besar untuk meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Brasil, khususnya dalam pengembangan biofuel dan energi terbarukan. Indonesia, kata Prabowo, memiliki ambisi besar untuk meningkatkan penggunaan biodiesel hingga 50 persen pada 2025, dengan memanfaatkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku utama.
Sektor kemaritiman juga menjadi perhatian utama Presiden Prabowo. Indonesia, yang memiliki cadangan perikanan terbesar kedua atau ketiga di dunia, menghadapi tantangan kekurangan sekitar 40.000 kapal penangkap ikan berkapasitas 150-300 GT. Presiden Prabowo mengundang pelaku usaha Brasil untuk berinvestasi di sektor kemaritiman Indonesia, terutama untuk mendukung program hilirisasi sumber daya alam.
Dalam pernyataan penutupnya, Prabowo menegaskan komitmen Indonesia untuk menciptakan iklim bisnis yang kondusif dan terbuka bagi investasi asing. “Kami bertekad untuk menciptakan lingkungan bisnis yang positif dan mendukung investasi internasional,” ujarnya.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi Indonesia, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, serta Duta Besar Indonesia untuk Brasil, Edi Yusup.