JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menegaskan Papua harus bergerak menuju swasembada energi sebagai fondasi utama pembangunan berkelanjutan selain swasembada pangan.
Dalam arahan kepada kepala daerah se-Papua dan Komite Eksekutif percepatan pembangunan Otonomi Khusus Papua di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/12), Prabowo menilai potensi energi Papua sangat besar dan belum dimanfaatkan optimal.
“Saya kira Papua punya sumber energi yang sangat baik. Dan Menteri ESDM (Bahlil Lahadalia) juga sudah merancang bahwa daerah-daerah Papua harus menikmati hasil daripada energi yang diproduksi di Papua,” kata Prabowo.
Prabowo mendorong wilayah terpencil di Papua yang masih kekurangan pasokan listrik untuk mengandalkan energi alternatif berbasis tenaga surya dan tenaga air.
Menurut Prabowo, perkembangan teknologi membuat energi surya dan air semakin murah, efisien, dan realistis diterapkan di daerah terpencil yang sulit dijangkau infrastruktur konvensional.
“Ini semua adalah supaya ada kemandirian (energi) di setiap daerah,” kata Prabowo.
Pemanfaatan energi alternatif diyakini mampu mengurangi ketergantungan Papua terhadap pasokan bahan bakar minyak dari luar daerah yang selama ini berbiaya tinggi.
Prabowo juga membuka opsi pengembangan kelapa sawit, tebu, dan singkong sebagai bahan baku energi agar Papua mampu memproduksi BBM secara mandiri.
“Sehingga, kita rencanakan dalam lima tahun semua daerah bisa berdiri di atas kakinya sendiri. Swasembada pangan dan swasembada energi,” katanya.
Prabowo menilai kemandirian energi dan pangan berbasis daerah akan memangkas beban subsidi negara dalam skala sangat besar.
Ia menyebut ketergantungan impor BBM masih menguras anggaran nasional dalam jumlah fantastis.
“Bayangkan kalau kita bisa potong setengah, berarti ada Rp250 triliun (dana yang dihemat). Apalagi kita bisa potong Rp500 triliun. Berarti setiap kabupaten kemungkinan punya Rp1 triliun,” kata Prabowo.
Prabowo mengungkapkan pemerintah masih akan melakukan impor solar pada tahun depan berdasarkan laporan Kementerian ESDM.
“Kita harapkan dalam empat tahun, kita juga bisa tidak impor bensin,” katanya.***