Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak sejarah dengan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (all time high) di level 8.318,53 pada penutupan perdagangan Rabu (5/11/2025), menguat 0,93% atau setara 76,61 poin. Pencapaian ini menandai rekor ke-6 yang ditorehkan IHSG sejak Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjabat pada September lalu.
Pada perdagangan sesi pertama Kamis (6/11/2025), momentum positif terus berlanjut dengan IHSG menguat tipis 0,13% ke level 8.329,40. Penguatan ini didorong oleh kinerja solid sektor transportasi yang naik 1,36% dan sektor energi yang memimpin dengan lonjakan 1,39%.
Aliran Dana Asing Masif Dukung Penguatan
Dana investor asing mengalir deras ke pasar modal Indonesia dengan mencatat net buy jumbo senilai Rp 1,31 triliun pada perdagangan Rabu. Aliran modal ini menunjukkan kepercayaan tinggi investor global terhadap prospek ekonomi Indonesia, terutama setelah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025 mencapai 5,04% year-on-year, melampaui ekspektasi pasar.
Saham-saham sektor energi menjadi favorit utama investor asing, dengan PT Petrosea (PTRO) mencatat net buy Rp 94,2 miliar dan PT Energi Mega Persada (ENRG) terus menarik minat dengan proyeksi target harga mencapai Rp 1.600. Sementara dari sektor transportasi, PT Telkom Indonesia (TLKM) mencatatkan net buy Rp 224,7 miliar.
Optimisme MSCI Rebalancing Perkuat Sentimen
Penguatan IHSG juga didorong oleh optimisme terhadap rebalancing indeks MSCI yang diumumkan pada 5 November 2025. PT Barito Renewables Energy (BREN) dan PT Bumi Resources Minerals (BRMS) resmi masuk ke dalam MSCI Global Standard Indexes, sementara tujuh emiten lainnya termasuk ENRG masuk ke MSCI Small Cap Indexes. Perubahan ini akan berlaku efektif pada 25 November 2025 dan diperkirakan membawa aliran dana tambahan senilai US$ 50 miliar ke pasar modal Indonesia.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menyatakan bahwa kebijakan pro-growth pemerintah saat ini telah menciptakan sentimen positif yang berkelanjutan. Dengan dukungan kuat dari sektor transportasi dan energi, serta aliran dana asing yang masif, IHSG diproyeksikan mampu mempertahankan tren penguatan menuju target 8.430-8.535 dalam jangka pendek





