MOSKOW, RUSIA – Presiden Rusia Vladimir Putin apresiasi pembebasan sandera Rusia oleh kelompok Hamas yang sebelumnya disandera di Jalur Gaza. Dalam pernyataannya, Putin juga menyinggung keberadaan seorang warga Amerika Serikat yang masih hilang di wilayah konflik tersebut, menambah kompleksitas situasi di Gaza.
Hamas Bebaskan Dua Warga Rusia
Dua warga Rusia yang disandera sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 akhirnya dibebaskan. Tindakan ini mendapat tanggapan positif dari Kremlin. Putin menyebut pembebasan itu sebagai “tindakan kemanusiaan” yang menunjukkan adanya ruang untuk dialog di tengah konflik berkepanjangan antara Hamas dan Israel.
“Saya menghargai tindakan Hamas yang telah membebaskan warga kami,” kata Putin, dikutip dari kantor berita Rusia, TASS.
Proses pembebasan berlangsung di tengah negosiasi yang melibatkan mediator internasional seperti Mesir dan Qatar. Identitas kedua warga belum diungkap secara resmi, namun mereka dipastikan dalam kondisi aman dan telah dipulangkan ke Rusia.
Warga AS Masih Hilang
Putin juga menyoroti nasib Edan Alexander, seorang tentara Israel berusia 21 tahun yang memiliki kewarganegaraan ganda Amerika-Israel. Ia diduga masih menjadi salah satu sandera yang belum dibebaskan oleh Hamas.
“Kami prihatin dengan situasi warga Amerika yang masih belum jelas nasibnya,” ujar Putin.
Ia menegaskan bahwa Rusia siap mendukung upaya mediasi dalam menyelesaikan krisis sandera tersebut.
Pernyataan ini dinilai sebagai sindiran halus kepada Amerika Serikat, yang selama ini aktif dalam mediasi konflik Israel-Palestina. Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak AS atau Hamas mengenai keberadaan Alexander.
Konflik Gaza dan Isu Gencatan Senjata
Sejak Oktober 2023, konflik Gaza telah menelan lebih dari 50.000 korban jiwa, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza. Pembebasan sandera menjadi isu krusial dalam negosiasi gencatan senjata yang masih menemui jalan buntu.
Hamas menyatakan siap membebaskan lebih banyak sandera, termasuk warga asing, jika Israel menghentikan operasi militer dan mencabut blokade Gaza. Namun, Israel menegaskan operasi akan terus berlanjut sampai semua sandera dibebaskan dan ancaman dari Hamas dinetralisir.
Respons Dunia Internasional
Pujian Putin terhadap Hamas menuai respons beragam. Di satu sisi, langkah ini dianggap sebagai upaya Rusia untuk memperkuat pengaruhnya di Timur Tengah, di tengah rivalitas dengan Amerika Serikat. Namun, beberapa pihak menilai pernyataan itu sebagai manuver politik demi kepentingan domestik maupun internasional.
Analis politik Universitas Moskow, Dmitry Orlov, menyebut pernyataan Putin sebagai langkah strategis.
“Ini adalah cara Putin menunjukkan bahwa Rusia tetap relevan dalam isu global,” ujarnya.
Sementara itu, PBB dan Uni Eropa terus mendesak semua pihak untuk segera menyepakati gencatan senjata guna mencegah korban sipil dan menjamin kelancaran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Pembebasan dua sandera Rusia menjadi titik terang di tengah konflik yang terus memburuk. Namun, nasib warga AS yang masih hilang menyisakan pertanyaan besar. Dengan negosiasi yang masih rapuh dan ancaman eskalasi militer, dunia menanti langkah konkret dari semua pihak untuk menurunkan tensi konflik.
Pernyataan Putin menunjukkan kepedulian terhadap warganya sekaligus menyoroti dinamika geopolitik yang semakin rumit di kawasan.