JAKARTA – Presiden Rusia, Vladimir Putin melontarkan kritik tajam terhadap Komite Nobel yang dianggapnya keliru tidak menganugerahkan Hadiah Novel Perdamaian 2025 kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Putin menilai keputusan tersebut bisa merusak kredibilitas lembaga penghargaan yang berbasis di Oslo, Norwegia itu.
“(Komite Nobel telah) menyebabkan kerusakan besar pada kredibilitas penghargaan ini dengan keputusannya,” kata Putin seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (11/10/2025).
Putin menilai Trump telah menunjukkan upaya nyata dalam menyelesaikan berbagai krisis global, khususnya konflik di Ukraina dan Timur Tengah. Menurutnya, penghargaan seharusnya diberikan kepada sosok yang benar-benar berkontribusi terhadap perdamaian.
“Dia (Trump) jelas sedang berusaha, jelas sedang berupaya mengatasi isu-isu ini. Isu-isu tentang mencapai perdamaian dan menyelesaikan situasi internasional yang kompleks. Contoh paling mencolok adalah situasi di Timur Tengah,” ujar Putin.
Lebih lanjut, Putin menyinggung kontribusi Trump dalam meredakan konflik di Jalur Gaza, serta pendekatan diplomatiknya dalam menghadapi sejumlah ketegangan geopolitik.
Putin juga menegaskan bahwa Rusia mendukung inisiatif Amerika Serikat untuk menyelesaikan konflik Gaza, dan menyayangkan jika upaya semacam itu tidak dihargai oleh lembaga sekelas Komite Nobel.
Menanggapi pernyataan dukungan dari Putin, Donald Trump mengungkapkan rasa terima kasihnya melalui media sosial Truth Social.
“Terima kasih kepada Presiden Putin!” tulis Trump singkat dalam unggahannya.
Sementara itu, Hadiah Nobel Perdamaian 2025 justru diberikan kepada Maria Corina Machado, pemimpin oposisi Venezuela yang dinilai Komite Nobel sebagai simbol perjuangan demokrasi dan hak asasi manusia di negaranya.
Putusan ini kembali memunculkan perdebatan mengenai kriteria dan arah politik dalam penentuan penerima Nobel Perdamaian, yang kerap menuai sorotan dan kritik dari berbagai pihak.




