JAKARTA — Kebijakan tarif impor baru Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump menjadi ancaman nyata bagi perekonomian Indonesia.
Rachmat Gobel, anggota Komisi VI DPR RI, menyoroti risiko serius dari tarif sebesar 32 persen yang dikenakan terhadap produk Indonesia.
Ia menyerukan agar pemerintah dan seluruh elemen bangsa segera mengambil tindakan strategis untuk melindungi industri nasional dari dampak kebijakan tersebut.
Tarif tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat bukan hanya sekadar tantangan perdagangan, tetapi bisa memicu gelombang deindustrialisasi lebih dalam.
Gobel menekankan, fenomena penutupan pabrik dan meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor bisa kian parah jika Indonesia tidak segera beradaptasi.
Apalagi, rupiah juga mengalami tekanan terhadap sejumlah mata uang asing, memperburuk situasi ekonomi dalam negeri.
“Hanya ada satu kalimat: mari kita jaga dan kita selamatkan Indonesia dari bahaya di depan mata kita,” ujar Rachmat Gobel dalam pernyataannya yang dikutip dari Parlementaria, Sabtu (5/4/2025).
Tujuh Jurus Selamatkan Ekonomi Indonesia
Sebagai mantan Menteri Perdagangan yang memahami dinamika global, Gobel memaparkan tujuh rekomendasi konkret sebagai langkah mitigasi terhadap kebijakan perdagangan AS:
1. Reformasi Perizinan Investasi
Pemerintah harus memangkas regulasi dan memberikan kemudahan izin investasi untuk mendorong masuknya modal baru ke dalam negeri.
2. Insentif Pajak dan Tarif
Dunia usaha harus diberikan insentif fiskal yang meringankan, agar mereka tetap produktif dan mampu bersaing secara global.
3. Perketat Pengawasan Impor Ilegal
Pintu masuk barang selundupan perlu dijaga ketat agar tidak merusak pasar domestik.
4. Larangan Impor Motif Kain Tradisional
Impor tekstil bermotif khas Indonesia seperti batik, tenun, dan sulam harus dilarang secara permanen untuk melindungi warisan budaya dan industri lokal.
5. Stop Impor Pakaian Bekas
Impor baju bekas dinilai merugikan industri sandang nasional dan perlu dihentikan secara total.
6. Diversifikasi Pasar Ekspor
Pemerintah didorong aktif membuka pasar ekspor baru agar ketergantungan terhadap Amerika bisa dikurangi.
7. Diplomasi Perdagangan
Langkah diplomatik harus ditempuh untuk menegosiasikan ulang tarif dengan AS dan membela kepentingan ekspor Indonesia.
Lebih lanjut, Gobel juga menekankan pentingnya perlindungan pasar domestik dari banjir produk asing, terutama dari Tiongkok dan Vietnam.
Ia menyarankan penerapan ketat aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebagai benteng pertahanan ekonomi.
“Barang-barang dari Tiongkok dan Vietnam bisa banjir ke Indonesia. Ini yang harus dicegah. Kita harus melindungi pasar dalam negeri dari serbuan impor, salah satunya melalui penegakan aturan TKDN,” sebut dia.
Seruan Solidaritas Nasional
Tak hanya soal ekonomi, Gobel menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan sosial. Menurutnya, krisis global ini bisa menjadi titik balik bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat semangat gotong royong dan integritas.
“Mari kita sama-sama menjaga Indonesia. Jadikan momen ini sebagai kebangkitan. Tantangan dan ancaman kita ubah menjadi peluang untuk membangun spirit kebersamaan, cinta Tanah Air, dan perilaku bersih dari korupsi dan nepotisme,” tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump resmi menaikkan tarif terhadap negara-negara dengan surplus perdagangan ke Amerika, termasuk Indonesia yang pada 2024 mencatat surplus sebesar US$18 miliar.
Kebijakan tersebut memaksa negara-negara lain berlomba memberi insentif ekspor dan membidik pasar alternatif — termasuk Indonesia.***