JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut hangat pemimpin transisi Suriah Ahmed al-Sharaa di Kremlin, Rabu (16/10/2025), dengan janji kuatkan ikatan bersejarah kedua negara yang telah bertahan puluhan tahun. “Hubungan kami istimewa sejak dekade silam, selalu ramah tanpa agenda politik tersembunyi—hanya demi rakyat Suriah!” tegas Putin, menegaskan Moskow tak pernah campuri urusan internal Damaskus demi kepentingan pribadi.
Dalam pertemuan Rusia-Suriah yang penuh harapan ini, Putin memuji sukses gemilang pemilu parlemen Suriah pada 5 Oktober lalu. “Ini kemenangan besar! Di tengah badai perang, pemilu ini satukan masyarakat dan perkuat kolaborasi antar-kekuatan politik,” ujarnya antusias, seperti dilansir dari Sputnik. Putin lantas umumkan kesiapan Rusia gelar konsultasi rutin via Kementerian Luar Negeri—sinyal kuat era kerjasama baru pasca-konflik.
Giliran al-Sharaa, yang menyebut kunjungan ke Moskow sebagai “momen serius”, bertekad “reset total” relasi bilateral. “Kami perkenalkan Suriah baru pada Rusia! Prioritas utama: stabilitas nasional dan Timur Tengah secara keseluruhan,” katanya penuh keyakinan. Pemimpin Suriah itu soroti “jembatan kerjasama kokoh” antara kedua bangsa, termasuk bantuan material Rusia yang krusial selama krisis.
Al-Sharaa tak lupa ucap terima kasih atas sambutan hangat Putin, seraya tekankan pentingnya jalin ulang ikatan ekonomi-politik. Pertemuan ini jadi angin segar bagi Timur Tengah: Rusia, mitra setia Suriah sejak era Soviet, siap bantu bangun kembali negeri yang porak-poranda perang sipil. Apakah ini awal “Era Damaskus-Moskwa 2.0” yang bawa perdamaian regional? Dunia tunggu!




