Live Program UHF Digital

Salah Data, Pasien RSUD Blitar yang Masih Hidup Dinyatakan Meninggal

BLITAR – Warga Desa Bendo Wulung Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar sempat geger karena adanya kesalahan informasi di rumah sakit terhadap salah satu warganya yang tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Blitar.

Harnanik (53) dikabarkan meninggal dunia apda Senin (24/8) kemarin, informasi mengenai meninggalnya Hananik ini langsung menyebar dengan luas di tempat tinggal pasien. Warga sudah menyampaikan melalui pengeras suara masjid bahkan liang lahat untuk prosesi penguburan sudah disiapkan.

Nanung Hermawan, Anak Harnanik yang mendapati kabar bahwa ibunya telah meninggal dunia ini langsung memberi informasi ke seluruh sanak keluarganya. Putut, suami pasien langsung pergi ke rumah sakit untuk mengurus segala keperluan administrasi serta hendak menengok istri untuk yang terakhir kali.

Namun, ketika membuka penutup wajah ia cukup kaget karena wajah jenazah yang ada di hadapannya terlihat berbeda dengan wajah istrinya.

“Ayah saya ke rumah sakit untuk mendoakan, lalu penasaran ingin melihat wajah ibu, saat dibuka ternyata wajahnya berbeda, bukan ibu saya,” ujar Nanung, pada Senin (24/8/2020).

Nanung juga menjelaskan Putut langsung mencari Harnanik di ruang perawatan dan ternyata Harnanik masih hidup dan berada di ruang isolasi.

“Jadi ayah langsung memberikan kabar ke keluarga, kalau ibu masih hidup dan ada di ruang isolasi,” lanutnya.

Ia menuturkan ibunya masuk ke rumah sakit akibat stroke yang menyerangnya pada minggu lalu.

Hal ini dibenarkan oleh Wakil Direktur Pelayanan RSUD Mardi Waluyo Herya Putra, ia menyebut ada kesalahan informasi identitas pasien yang meninggal.

Hal ini karena adanya orientasi tempat perawatan pasien, para petugas tidak diperkenankan sembarangan masuk ke ruangan dan memeriksa identitas melalui gelang pasien.

“Ada miskomunikasi antara petugas di administrasi dan di ruang isolasi. Ini murni kesalahan kami, kami memohon maaf atas ketidak nyamanan ini,” ujarnya.

Pihaknya akan memperbaiki komunikasi antar pegawai rumah sakit agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *