JAKARTA – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Abdul Mu’ti mengungkapkan alasan di balik kebijakan baru pemerintah yang mewajibkan siswa sekolah dasar (SD) belajar Bahasa Inggris, coding, dan kecerdasan buatan (AI).
Terobosan ini, menurutnya, merupakan bagian dari upaya menyiapkan generasi Indonesia menghadapi dunia global dan tantangan teknologi masa depan.
Hal tersebut diungkapkan Abdul Mu’ti dalam acara Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran Piala Adhi Praya yang digelar Garuda TV, Senin (20/10/2025).
Ia menegaskan, kemampuan berbahasa Inggris, memahami logika pemrograman, dan mengenal teknologi AI merupakan kompetensi dasar yang dibutuhkan untuk bersaing di era digital.
“Kita ingin menyiapkan generasi Indonesia agar memiliki kemampuan menghadapi dunia masa depan. Bahasa Inggris menjadi kunci karena merupakan bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia,” ujar Abdul Mu’ti.
Mulai Diajarkan Sejak Kelas 3 SD
Abdul Mu’ti menjelaskan, mata pelajaran Bahasa Inggris, coding, dan AI akan mulai diajarkan sejak kelas 3 SD.
Namun pendekatan yang digunakan akan disesuaikan dengan usia siswa agar tidak terasa berat.
“Biar anak-anak tidak terbebani. Pendekatannya dibuat menyenangkan dan terapan, bukan sekadar teori,” tuturnya.
Menurutnya, pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat dasar akan difokuskan pada kemampuan berkomunikasi aktif, bukan hanya pada tata bahasa atau struktur kalimat yang terkadang membosankan.
“Kami ingin anak-anak bisa berlatih berbicara dan menggunakan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari,” lanjutnya.
Coding dan AI Latih Logika dan Kreativitas Anak
Selain itu, Abdul Mu’ti menilai pelajaran coding dan AI memiliki peran besar dalam membangun kemampuan berpikir kritis, logis, dan kreatif.
Ia mengacu pada hasil survei World Economic Forum (WEF) yang menempatkan kemampuan digital dan teknologi kecerdasan buatan sebagai keahlian paling dibutuhkan di masa depan.
“Coding dan AI tidak selalu harus berbasis internet. Yang utama adalah melatih anak berpikir logis dan kreatif,” jelasnya.
Abdul Mu’ti juga menekankan pentingnya menanamkan etika dan kebijaksanaan dalam penggunaan AI sejak dini agar anak-anak memahami bahwa teknologi hanyalah alat, bukan pengganti manusia.
“AI makin banyak digunakan di berbagai bidang, tapi kita harus mengajarkannya agar anak-anak bijak dalam memanfaatkannya,” katanya menambahkan.
Menyiapkan Generasi Emas Indonesia
Melalui kebijakan ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah berupaya memastikan generasi muda Indonesia tidak tertinggal dalam persaingan global.
Pembelajaran Bahasa Inggris, coding, dan AI di tingkat SD diharapkan dapat menjadi pondasi bagi lahirnya generasi cerdas, kreatif, dan adaptif terhadap teknologi masa depan.***