Wisma Danantara Jakarta, Jumat (5/12) dipenuhi energi baru. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, 14 universitas terbaik dunia berkumpul dalam satu ruangan dengan satu tujuan yang sama: membangun Indonesia yang lebih kuat melalui kolaborasi talenta global.
Acara bertajuk AAA Conference 1.0 (Alumni Association of Asia) ini dihadiri alumni dari Harvard, Stanford, Oxford, Cambridge, NUS, NTU, hingga University of the Philippines.
“Ini Momen Bersejarah, Persiapan 100 Tahun Sumpah Pemuda 2028”
Ketua Panitia AAA Conference 1.0, Parlindungan Yonathan, menjelaskan bahw acara ini pertama kali terjadi dalam sejarah di mana 14 Universitas Global berkumpul bersatu untuk satu tujuan : Indonesia.
Menurut Yonathan, konferensi ini adalah langkah awal menuju peringatan 100 Tahun Sumpah Pemuda pada 2028.
“Kita sedang menyiapkan ‘Sumpah Pemuda 2.0’ versi global. Kalau dulu pemuda bersatu lewat bahasa, sekarang kita bersatu lewat ilmu, jaringan, dan aksi nyata untuk bangsa,” ujarnya.
Bukan Eksklusif, Tapi Inklusif
Yonathan menegaskan, AAA Conference tidak hanya untuk alumni 14 kampus tersebut, ia mengundang seluruh alumni dari universitas luar negeri, diaspora Indonesia, bahkan akademisi dari kampus dalam negeri yang ingin berkontribusi, yang penting satu visi: Indonesia maju.
“AAA Conference 1.0 ini baru permulaan,” kata Yonatan ketika ditanya apakah acara besar ini akan digelar lagi.
“Jadi kita juga in the middle kita ada 1.1, 1.2, 1.3. Jadi kita terus kembangkan. Sekarang masih ada 14 universitas, tapi nanti kita ke depannya akan mengembangkan. Kita mau mengajak universitas alumni dari China, dari Australia, dari Europe,” jelasnya.
Yonathan menekankan, konferensi ini menyasar top 1 % talenta Indonesia yang tersebar di seluruh dunia.
“Jadi ini impact-nya sangat besar untuk Indonesia. Kenapa? Karena ini adalah top 1% dari talent. Dan kita bayangkan kalau misalnya orang-orang yang punya talent ini kemudian tidak berdedikasi mengembangkan potensinya di Indonesia,” ujarnya.
Yonathan mengajak para alumi dan akademisi dalam dan luar negeri untuk bergabung membangun Indonesia.
“Jadi banyak kita mau untuk gabung dari Jerman, dari Jepang untuk bisa bergabung untuk sama-sama berkolaborasi untuk mengembangkan potensi di Indonesia. Jadi ini bukan yang terakhir, ini yang pertama dan akan ada lagi nanti ke depannya,” tutupnya