JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 ditutup dengan kinerja yang jauh lebih baik dibandingkan perkiraan awal.
Dalam sambutannya mewakili Presiden Prabowo Subianto pada Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2025, Kamis (02/01/2025), Sri Mulyani mengungkapkan bahwa defisit fiskal 2024 berada di bawah perkiraan sebelumnya, yaitu 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Defisit APBN 2024 mendekati UU APBN awal (2,29%). Ini adalah hasil yang luar biasa, lebih kecil, jauh lebih kecil dari laporan semester yang waktu diprediksikan 2,7%, jauh lebih kecil,” ujarnya.
Menurut Sri Mulyani, pencapaian ini menunjukkan kondisi APBN 2024 yang sehat dan aman, sehingga memberikan landasan yang kuat untuk menghadapi tahun 2025.
“Artinya APBN 2024 kita tutup dengan relatif sehat, aman, dan itu menjadi bekal yang kuat untuk memasuki 2025,” tambahnya.
Dalam konferensi tersebut, Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa penerimaan negara sempat mengalami tekanan pada semester pertama 2024, tetapi mulai pulih pada semester kedua meskipun angkanya tidak signifikan.
Menurut Sri Mulyani, di akhir tahun 2024 penerimaan negara tercatat masih tumbuh dibandingkan tahun lalu. Meski begitu pertumbuhannya tidak tinggi, tapi cukup decent untuk situasi yang tidak begitu mudah.
“Tumbuh dari tahun lalu. Meskipun tidak tercapai target karena target 2024 waktu itu dibuat cukup tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, anggaran belanja negara pada 2024 melalui APBN juga cukup besar antara lain belanja untuk pemilu, pilkada, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), hingga tambahan bantuan-bantuan sosial dalam rangka menangani El Nino, termasuk belanja untuk ketahanan pangan seperti pupuk dan pompa air.
“Belanja tumbuh tinggi di kementerian lembaga, bahkan tumbuhnya double digit dan keseluruhan tumbuhnya melebihi dari 6%,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menyebut dirinya enggan merinci lebih lanjut capaian-capaian lainnya. Namun rincian lebih lanjut, akan dijelaskan lebih lanjut dalam konferensi pers Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang diadakan Kamis siang nanti.




