JAKARTA – Pemerintah Provinsi Sumatra Barat resmi memperpanjang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi selama 14 hari hingga 22 Desember 2025. Keputusan ini diumumkan Gubernur Mahyeldi Ansharullah dalam konferensi pers di Kantor Gubernur Sumbar, Senin (8/12/2025).
Mahyeldi menegaskan, langkah tersebut diambil setelah rapat koordinasi bersama seluruh unsur terkait. “Masih ada korban hilang yang belum ditemukan, dan proses pendataan kerusakan serta kerugian masih berlangsung. Karena itu masa tanggap darurat kita perpanjang agar penanganan bisa lebih maksimal dan menyeluruh,” ujarnya.
Data Terbaru Korban Banjir Bandang
- Total pengungsi: 24.049 orang
- Luka-luka: 113 orang
- Hilang: 95 orang
- Meninggal dunia: 234 orang
Kabupaten Agam menjadi daerah terparah dengan 151 korban meninggal dan 55 orang hilang. Sebagian warga yang sempat kembali ke rumah harus mengungsi lagi akibat hujan berintensitas sedang yang turun sore hari.
Di Kota Padang Panjang, banjir bandang berdampak pada 359 warga. Sebanyak empat orang luka-luka, 32 orang masih hilang, dan 17 orang ditemukan meninggal dunia. Material banjir dan longsor yang menumpuk menyulitkan proses pencarian.
Tiga daerah tercatat tanpa korban jiwa maupun luka, yakni Kota Payakumbuh, Kabupaten Pasaman, dan Kabupaten Limapuluh Kota. Meski demikian, banjir tetap merusak infrastruktur di wilayah tersebut.
Upaya Penanganan
Pemprov Sumbar bersama TNI-Polri, Basarnas, BPBD, pemerintah kabupaten/kota, serta relawan terus melakukan pencarian korban, evakuasi, distribusi logistik, dan pemulihan infrastruktur.
“Kita mohon doa dan dukungan seluruh masyarakat. Semoga segala ikhtiar ini diberkahi Allah SWT dan proses pencarian serta pemulihan dapat segera tuntas,” kata Mahyeldi.
Dengan perpanjangan status tanggap darurat, seluruh unsur penanganan bencana di Sumbar diharapkan bekerja lebih terkoordinasi untuk menanggulangi dampak hidrometeorologi yang masih berlangsung.