JAKARTA – PSIM Yogyakarta kembali menunjukkan ketajamannya di BRI Super League 2025 setelah menundukkan Bhayangkara FC dengan skor 1-0 dalam laga sengit di Stadion Sultan Agung Bantul.
Pertandingan PSIM Yogyakarta vs Bhayangkara FC ini menjadi sorotan karena kedua tim menampilkan tempo tinggi sejak menit awal untuk memperebutkan poin penting di pekan ke-13 liga.
Kata kunci “PSIM Yogyakarta kalahkan Bhayangkara” semakin relevan setelah Laskar Mataram tampil efektif, agresif, dan mampu menciptakan banyak peluang krusial sepanjang pertandingan.
PSIM langsung mengambil inisiatif serangan sejak peluit pertama berbunyi untuk membatasi ruang gerak Bhayangkara FC.
Nermin Haljeta menjadi pemain pertama yang menguji pertahanan lawan pada menit keempat ketika menerima umpan matang dari Norberto Ezequiel Vidal namun penyelesaiannya masih ditepis Aqil Savik.
Peluang berikutnya hadir pada menit ke-16 melalui aksi solorun Rio Hardiawan yang berhasil menerobos dari tengah tetapi tendangannya tetap digagalkan Aqil Savik.
Tekanan PSIM semakin kuat pada menit ke-34 ketika sepakan jarak jauh Jose Pedro Magalhaes Valente hanya membentur mistar gawang.
Empat menit kemudian kebuntuan pecah setelah Rahmatshoh Rahmatzoda lepas dari kawalan dan menyambar umpan Fahreza Sudin dengan tembakan mendatar yang tak mampu dihalau kiper Bhayangkara.
Keunggulan 1-0 tersebut bertahan hingga turun minum meski PSIM terus menebar ancaman di lini depan.
Saat memasuki babak kedua Bhayangkara FC meningkatkan intensitas permainan untuk mengejar ketertinggalan.
PSIM tetap memiliki peluang berbahaya di menit ke-66 ketika Ezequiel Vidal melepaskan tendangan jarak jauh yang masih melenceng tipis dari gawang.
Satu menit setelah itu Bhayangkara merespons melalui Ilija Spasojevic namun upayanya dimentahkan oleh penyelamatan cepat Cahya Supriadi.
Cahya kembali menjadi sorotan setelah berhasil menepis tendangan keras Sani Rizky pada pertengahan babak kedua.
Bhayangkara terus menekan di menit-menit akhir sementara PSIM mencoba mencuri kesempatan melalui skema serangan balik.
Hingga peluit panjang dibunyikan tidak ada gol tambahan dan kemenangan tipis 1-0 menjadi milik tuan rumah.
Pelatih PSIM Yogyakarta Jean-Paul van Gastel mengapresiasi performa timnya yang dinilai stabil terutama di babak pertama.
Ia menyebut anak asuhnya mampu mendominasi jalannya pertandingan serta menghasilkan sederet peluang sebelum unggul lewat gol Rahmatshoh.
“Saya pikir untuk pertandingan kali ini bagus dan kita kontrol permainan. Di babak pertama kita unggul 1-0 dan kemudian di babak kedua lawan lebih agresif lagi dan permainannya jadi lebih berbahaya,” ujar van Gastel.
Pelatih asal Belanda itu menilai perkembangan PSIM dalam membangun serangan serta mobilitas antar lini menunjukkan peningkatan positif.
Van Gastel juga menegaskan bahwa performa penjaga gawang Cahya Supriadi jauh lebih stabil dibandingkan laga sebelumnya.
Ia mengakui situasi di babak kedua lebih rumit karena Bhayangkara tampil agresif namun dapat diredam berkat ketenangan Cahya di bawah mistar.
“Memang sangat sulit memblokade peluang-peluang yang ada, tapi ya kita bisa lihat bahwasanya hari ini Cahya juga bisa main bagus begitu,” tuturnya.
Sementara Pelatih Bhayangkara FC Paul Munster merasa timnya sudah menjalankan rencana permainan meski masih gagal memaksimalkan setiap peluang.
Menurutnya, para pemain Bhayangkara berusaha keras menekan sejak babak kedua tetapi tetap tidak mampu menyamakan kedudukan.
“Kita sudah latihan, kita sudah punya ‘game plan’ terus kita kebobolan babak pertama. Babak kedua, pemain kita udah ‘push’ semua. Kita menciptakan beberapa peluang dan pemain terbaik dari PSIM untuk ‘goalkeeper’,” ujar Munster.***