Fenomena supermoon terbesar tahun 2025 akan menghiasi langit Indonesia pada Rabu (5/11) malam mendatang, bersamaan dengan peringatan dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi banjir rob di wilayah pesisir. Supermoon yang dikenal sebagai Beaver Moon ini akan menjadi bulan purnama terdekat dengan Bumi sepanjang tahun, menciptakan pemandangan spektakuler sekaligus memicu dampak pasang surut maksimum.
BMKG mengumumkan bahwa fase purnama perigee akan mencapai puncaknya pada 5 November 2025 pukul 20.19 WIB, dengan jarak Bumi-Bulan mencapai 356.980 kilometer. Bulan kemudian akan berada tepat di titik perigee pada 6 November pukul 05.28 WIB dengan jarak terdekat 356.833 kilometer, menjadikannya jarak terpendek antara Bumi dan Bulan sepanjang tahun 2025.
“Supermoon pada 5 November adalah yang terbesar karena posisinya paling dekat, yaitu 356 km dari rata-rata 384.000 km,” ungkap Thomas Djamaluddin, peneliti utama di Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Fenomena ini membuat bulan tampak 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibandingkan purnama biasa.
BMKG Keluarkan Potensi Banjir Rob
BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi banjir pesisir (rob) yang dapat melanda sejumlah wilayah di Indonesia sepanjang November 2025. Direktur Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo menyebut potensi banjir rob dapat melanda dari Aceh hingga Maluku akibat fase perigee yang memicu peningkatan ketinggian air laut maksimum.
Di Nusa Tenggara Barat, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG NTB Satria Topan Primadi memperingatkan banjir rob berpotensi terjadi pada 3-12 November 2025, dengan pasang maksimum di Lembar mencapai lebih dari 1,7 meter. Sementara di Jawa Timur, BMKG merilis daftar wilayah yang berpotensi terdampak banjir rob pada 1-9 November, dengan ketinggian pasang maksimum mencapai 130-150 cm dari rata-rata muka air laut.
Cara Melihat Supermoon Beaver Moon
Supermoon Beaver Moon dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia tanpa alat bantu khusus. Thomas Djamaluddin menjelaskan fenomena ini dapat diamati sepanjang malam, “sama seperti mengamati purnama, dari saat Bulan terbit hingga terbenam di pagi hari”.
Pengamat dapat mulai melihat bulan terbit di ufuk timur setelah matahari terbenam, dengan warna keemasan akibat efek optik atmosfer. Lokasi terbaik untuk pengamatan adalah area terbuka dengan minim polusi cahaya seperti pantai atau pegunungan, meskipun kondisi cuaca berawan dan hujan dapat menghalangi pengamatan.
Supermoon November 2025 merupakan yang kedua dari tiga supermoon beruntun yang menutup tahun ini, setelah supermoon pertama pada 7 Oktober dan akan diikuti supermoon ketiga pada 4 Desember 2025.





