SUMSEL – Pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemendukbangga) serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) resmi memperluas jangkauan program Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA). Langkah ini diambil untuk memberikan kepastian pengasuhan anak yang berkualitas bagi jutaan ibu pekerja di Indonesia.
Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga merangkap Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, menegaskan bahwa TAMASYA bukan sekadar tempat penitipan anak, melainkan ekosistem pengasuhan terpadu yang berfokus pada tumbuh kembang optimal anak.
“Saat perempuan bekerja, mereka sering bingung menitipkan anak di mana. TAMASYA hadir untuk memastikan pengasuhan dilakukan dengan benar,” tegas Isyana saat meresmikan TAMASYA di Little Ibadurrohman Montessori School, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa 9 Desember 2025.
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Wamen Isyana. Dalam kesempatan itu, ia meninjau langsung fasilitas ruang tidur, area bermain, serta berbagai sarana pendukung pengasuhan yang memenuhi standar nasional.
Program TAMASYA dikembangkan melalui kerja sama lintas sektor, melibatkan Tempat Penitipan Anak (TPA), lembaga pendidikan swasta, hingga pesantren. Keberadaannya diyakini akan meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan yang selama ini terkendala urusan pengasuhan anak.
Pengaruh Program TAMASYA Terhadap Pengasuhan Anak
Tinjau Program Makan Bergizi, Wamen Isyana: “Pengeluaran Harian Keluarga Berkurang”
Di hari yang sama, Wamen Isyana meninjau pelaksanaan Program Makan Bergizi (MBG) 3B di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Muara Enim 2. Program ini menyasar ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di luar pendidikan anak usia dini (non-PAUD).
Ia memberikan apresiasi atas penerapan standar kebersihan dan proses memasak yang dilakukan langsung di lokasi.
“Yang dikirim pagi dimasak pagi, yang dikirim siang dimasak siang. Ini penting agar kualitas gizi tetap terjaga,” ujar Isyana.
Menu harian MBG terdiri dari kombinasi karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, buah, serta susu khusus ibu hamil dan balita. Penyaluran bantuan dilakukan melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK), yang beranggotakan kader KB, kader PKK, dan bidan desa, dengan data penerima manfaat berbasis Pendataan Keluarga BKKBN.
Menurut Isyana, dampak ekonomi dari program ini sangat signifikan bagi keluarga pra-sejahtera.
“Kalau anak dapat MBG di sekolah, ibunya dapat MBG di rumah, pengeluaran harian berkurang,” tuturnya.
Kombinasi TAMASYA dan MBG menjadi bukti komitmen pemerintah dalam membangun generasi emas Indonesia yang sehat secara fisik, cerdas secara intelektual, dan memiliki daya saing tinggi di masa depan. Program serupa terus diperluas ke berbagai daerah guna mendukung pemberdayaan perempuan dan pencegahan stunting secara berkelanjutan.