Bencana tanah bergerak yang melanda Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, masih berlangsung hingga Selasa (17 Juni 2025). Fenomena ini menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur dan permukiman warga, memaksa ratusan jiwa mengungsi demi keselamatan.
Tercatat sebanyak 58 rumah mengalami kerusakan berat, 3 rumah rusak sedang, dan 8 rumah lainnya rusak ringan. Selain itu, satu fasilitas ibadah rusak berat, dan akses jalan desa terputus total, menghambat mobilitas warga sekitar.
Total sebanyak 256 jiwa terdampak akibat bencana ini. Dari jumlah tersebut, 145 jiwa memilih mengungsi secara mandiri ke rumah kerabat, sementara 111 lainnya ditampung di Kantor Desa Pasirmunjul.
Tanah bergerak ini pertama kali dilaporkan sejak 20 April 2025, dan kini terus menjadi perhatian serius dari BNPB. Pemerintah daerah bersama instansi terkait melakukan pemantauan intensif serta koordinasi tanggap darurat untuk mengantisipasi dampak lanjutan.
Aktivitas tanah yang meningkat juga memunculkan kekhawatiran masyarakat terhadap potensi gangguan pada Jalan Tol Cipularang, jalur vital penghubung Jakarta-Bandung. Namun, Direktur Utama Jasa Marga, Rivan A. Purwantono, memastikan kondisi tol tetap aman dan layak dilalui.
Ia menjelaskan, lokasi tanah bergerak berada sekitar 1 kilometer dari badan jalan tol, dan arah pergerakannya justru menjauh ke utara, tidak mengarah ke jalur tol. Tim teknis Jasa Marga tetap melakukan pemantauan geoteknik secara berkala demi memastikan keamanan berkelanjutan.
Caption | Admin: Raihana