Selama enam bulan pertama tahun 2024, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) fokus pada percepatan implementasi strategi Five Bold Moves (5BM) yang menjadi fondasi transformasi perusahaan. Melalui inisiatif strategis seperti Fixed Mobile Convergence (FMC), pengembangan InfraCo, dan ekspansi Data Center yang dikelola oleh NeutraDC, Telkom berhasil menunjukkan kinerja finansial yang positif. Hal ini menandakan bahwa transformasi yang dijalankan perusahaan berada pada jalur yang benar dan mampu memberikan hasil optimal bagi pemangku kepentingan dan masyarakat.
Pada acara Public Expose Live 2024 yang diadakan secara online, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Heri Supriadi, mengungkapkan bahwa fokus utama TelkomGroup tahun ini adalah mempercepat transformasi melalui strategi Five Bold Moves (5BM) yang mencakup segmen Business-to-Consumer (B2C) dan Business-to-Business (B2B). Heri menegaskan bahwa sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar, Telkom memiliki peluang besar untuk menjadi katalisator utama dalam ekonomi digital Indonesia.
Salah satu inisiatif unggulan Telkom, Fixed Mobile Convergence (FMC) yang dioperasikan oleh Telkomsel, berfokus pada peningkatan efisiensi operasional dan sinergi yang diharapkan akan berkontribusi pada pertumbuhan berkelanjutan perusahaan. Dalam segmen Business-to-Business (B2B), Telkom melalui anak usahanya NeutraDC, terus mengembangkan kapasitas Data Center dan memperluas infrastruktur digital untuk memenuhi permintaan yang meningkat, terutama dalam layanan Cloud dan Artificial Intelligence (AI). NeutraDC juga berencana menambah kapasitas Hyperscale Data Center di Cikarang dan melanjutkan ekspansi Enterprise Data Center dan Edge Data Center.
Sebagai bagian dari inisiatif InfraCo dalam strategi Five Bold Moves (5BM), Telkom telah mendirikan PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) yang mulai beroperasi pada 1 Agustus 2024. TIF akan mengelola aset infrastruktur Telkom, dengan transfer aset yang direncanakan berjalan pada tahun 2025. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi investasi Telkom di masa depan.
Telkom berhasil membukukan pertumbuhan positif sebesar 2,5% YoY menjadi Rp75,3 triliun pada semester pertama 2024, yang sebagian besar didukung oleh kontribusi dari bisnis Data, Internet, dan IT Services. Meskipun EBITDA sedikit menurun akibat program pensiun dini yang diikuti oleh sekitar 1.008 karyawan, dengan mengeluarkan dampak dari program tersebut, EBITDA normal tumbuh sebesar 1,9% YoY menjadi Rp39,1 triliun dengan margin 51,9%.
Pada segmen Enterprise, Telkom mencatatkan pendapatan sebesar Rp10,2 triliun yang didorong oleh pertumbuhan layanan B2B Digital IT Services. Telkom juga memperkuat bisnis Cloud, Digital IT Services, dan Cyber Security dengan menjalin kerja sama strategis dengan pemain teknologi global. Selain itu, segmen Wholesale dan International mencatatkan pendapatan Rp9,2 triliun, dengan kontribusi utama dari bisnis International Wholesale Voice dan infrastruktur digital.
Di sektor bisnis Tower, Mitratel, anak usaha Telkom, mempertahankan posisinya sebagai penyedia menara terbesar di ASEAN dengan lebih dari 38 ribu menara dan 58,6 ribu tenant.
Di sisi lain, Telkomsel, sebagai anak usaha Telkom, juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan sebesar 29,9% YoY menjadi Rp57,2 triliun pada semester pertama 2024. Pertumbuhan ini didukung oleh bisnis Digital yang tumbuh sebesar 37,4% YoY dan pendapatan IndiHome B2C yang meningkat 2,8% YoY. Telkomsel juga berhasil mempercepat penetrasi konvergensi hingga mencapai 47%, serta meningkatkan jumlah pengguna aset digital hingga sekitar 80 juta.
Dengan kinerja yang solid pada semester pertama, Telkom optimis bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun yang positif dan profitable, dengan realisasi yang dapat memberikan nilai optimal bagi para pemangku kepentingan dan investor di masa mendatang.