Dua pekerja migran Indonesia yang bekerja di sektor domestik dilaporkan meninggal dunia dalam insiden kebakaran, dan dua lainnya mengalami luka-luka, demikian diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia. Identitas para korban belum dipublikasikan.
Sringatin, koordinator komunitas pekerja migran Indonesia di Hong Kong, mengatakan kepada BBC Indonesia bahwa setidaknya tujuh pekerja Indonesia yang tinggal di blok apartemen tersebut masih dinyatakan hilang, dan kondisi mereka belum diketahui.
Sementara itu, Konsul Jenderal RI di Hong Kong, Yul Edison, menyampaikan bahwa pihaknya sedang mencari para WNI di sejumlah lokasi penampungan sementara.
Menurut data Departemen Tenaga Kerja Hong Kong, terdapat lebih dari 367.000 pekerja rumah tangga asing di Hong Kong, dan sekitar 97% berasal dari Filipina dan Indonesia.
Hingga saat ini belum ada laporan resmi mengenai korban warga negara Filipina, namun Wakil Konsul Filipina di Hong Kong, Jose Angelo Manuel, mengatakan kepada CNN bahwa ada “informasi yang belum terverifikasi bahwa beberapa pekerja rumah tangga Filipina mungkin terjebak di dalam gedung.”
Di Hong Kong, pekerja rumah tangga asing diwajibkan secara hukum untuk tinggal bersama majikan. Tugas biasa mereka mencakup memasak, membersihkan rumah, mengasuh anak, dan merawat lansia.
Berdasarkan sensus 2021, hampir 40% dari 4.600 penghuni kompleks perumahan Wang Fuk Court berusia 65 tahun atau lebih.
Di mana dan kapan kebakaran terjadi?
Kebakaran terjadi di Wang Fuk Court, sebuah kompleks perumahan umum besar di distrik Tai Po, pada Rabu pukul 14.51 waktu setempat (06.51 GMT).
Kompleks yang dibangun pada tahun 1983 ini terdiri dari delapan menara, masing-masing setinggi 31 lantai, dengan tujuh di antaranya terdampak dalam insiden tersebut.
Total terdapat 1.984 unit apartemen yang dihuni sekitar 4.600 warga, menurut sensus pemerintah tahun 2021. Belum diketahui berapa banyak penghuni yang berada di dalam gedung saat kebakaran berlangsung.